15.9 C
New York
Monday, September 30, 2024

UMKM Recyclo, Ubah Sampah Plastik Jadi Produk Kreatif

Medan, MISTAR.ID

Rafiq (23), seorang pemuda berjiwa kreatif, mengubah keresahannya akan sampah plastik menjadi sebuah UMKM yang unik dan berkelanjutan bernama Recyclo. Workhsop pengolahan sampah plastiknya berada di Jalan AH Nasution Nomor 100, Medan Johor, Rafiq.

Rafiq mengajak siapa saja untuk memanfaatkan sampah plastik dengan mengolahnya menjadi produk kreatif dan bermanfaat. Recyclo fokus pada olahan sampah plastik yang diubah menjadi berbagai produk, seperti bangku, cermin, bingkai jam tangan, tatakan gelas, gantungan kunci, dan lettering huruf.

Ide awalnya muncul saat Rafiq bersama teman-temannya merasa resah melihat banyaknya sampah plastik yang berserakan di lingkungan kampus.

Baca juga:Pertamina Gerakkan Ekonomi Daerah dengan Hadirkan Mitra Binaan di Toba UMKM Expo 2024

“Waktu dulu kuliah di kampus, kita lihat banyak sampah plastik yang berserakan. Kita mulai eksplore ide, dan cari tahu apakah plastik itu bisa diolah secara sederhana. Ternyata bisa, maka dari itu kita coba mengeksplorasi lagi sampai sekarang,” ujar lekaki alumnus Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (FH USU) itu. Plastik

Produk Recyclo tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga memberikan solusi terhadap permasalahan sampah plastik. Rafiq mengungkapkan bahwa bahan baku utama yang digunakan berasal dari jenis ADEDP (Acrylic, Duplex, Expandable Polystyrene) dan PP (Polypropylene). Produk-produk Recyclo telah berkembang sejak pertama kali diperkenalkan pada September 2021

Dalam proses pembuatan produk, Rafiq membeli bahan baku dari bank sampah atau pengepul di Kota Medan. Hingga kini, Recyclo telah menjalin kerjasama dengan sekitar 10 bank sampah yang menjadi mitra. Rafiq menjelaskan bahwa harganya variatif, sesuai dengan karakteristik sampah plastik yang diperoleh.

Baca juga:Aulia Rachman: Kembangkan UMKM Butuh Kolaborasi Semua Pihak

“Pembelian bahan baku kita dari bank-bank sampah dan pengepul. Harganya variatif, ya, namanya juga sampah, pasti murah. Tapi, karena skala home industri, kita menjualnya dengan harga yang harus menguntungkan,” tutur Rafiq.

Recyclo memasarkan produknya secara online melalui platform Tokopedia dan Instagram. Meskipun Rafiq mengakui keinginannya untuk memiliki toko offline, namun untuk saat ini fokus pada penjualan online karena dinilai lebih efektif dan mudah dipasarkan melalui media sosial. Kesulitan dalam penjualan online diatasi dengan menggencarkan digital marketing. “Jualan di Instagram lebih asik aja,” imbuhnya.

Produk Recyclo, selain menjadi solusi kreatif untuk pengelolaan sampah plastik, juga menciptakan nilai ekonomi bagi Rafiq dan mitra-mitranya. Dengan kreativitasnya, Rafiq membuktikan bahwa setiap permasalahan dapat diubah menjadi peluang. Dan kesuksesan ini memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam lingkungan dan ekonomi yang berkelanjutan. (hutajulu/hm17)

Related Articles

Latest Articles