31.8 C
New York
Tuesday, July 16, 2024

Peneliti Temukan Batuan Tertua Terkait Sejarah Awal Bumi

Jakarta, MISTAR.ID

Batuan tertua menampilkan gambaran berbeda terkait sejarah awal Bumi ditemukan sekelompok peneliti internasional di kawasan danau terpencil di Kanada utara sebagai bukti geokimia baru.

Makalah yang diterbitkan di jurnal Science Advances, para peneliti menuturkan, sampel tertua yang mereka kumpulkan berlawanan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan jika subduksi dan daur ulang sudah terjadi sejak kurang lebih 4,3 Giga Annum (Ga) yang lalu. Ga merupakan satuan waktu setara dengan 1 miliar tahun.

Karena umur dunia sendiri baru 4,5 miliar tahun, klaim itu menyimpulkan aktivitas lempeng tektonik hampir mulai hari pertama. Hanya contoh dikumpulkan oleh tim yang dipimpin Li Xianhua tidak menampilkan tanda-tanda daur ulang material pada 4,0 Ga.

Baca juga:Gagal ke Bulan, Pesawat Peregrine Seharga 100 Juta Dolar Akan Jatuh ke Bumi

“Bukti paling awal yang kami dapati perihal daur ulang permukaan sebagai magma baru terjadi pada 3,8 miliar tahun lalu,” sebut para ilmuwan.

Lempeng tektonik yang mendaur ulang unsur-unsur biogeokimia krusial dan menjaga termostat planet turut serta bertanggung jawab atas kehidupan di Bumi.

Subduksi atau kekuatan destruktif lempeng tektonik mendorong satu lempeng ke bawah lempeng lainnya sebagai tanda paling nyata dari aktivitas daur ulang lempeng tektonik yang hebat.

Xianhua berpendapat, isotop silikon dan oksigen pada batuan granit adalah pendeteksi daur ulang material permukaan di magma. Di Planet Biru purba, air laut jenuh dengan silikon (Si) dan kaya akan Si berat akibat minimnya makhluk hidup yang mengkonsumsinya.

Baca juga:Kehidupan Bumi Disinyalir Diawali dari 3 Lokasi

Apabila material Si berat dari dasar laut didaur ulang kembali ke ruang magma lewat subduksi, maka isotop Si berat bakal terdeteksi dalam sampel batuan granit.

“Salah satu kesusahan dalam menerapkan teknik ini pada batuan purba adalah menandai komposisi utama isotop Si,” ujar Zhang Qing, penulis utama makalah itu seperti dilansir dari Mining.com.

Zirkon, mineral yang paling meluber di batuan granit, juga tahan pada pelapukan dan perubahan berikutnya. Memberlakukan teknik analisis presisi sangat tinggi pada zirkon bisa memberikan batasan paling andal terkait apakah komposisi isotop Si yang terdeteksi mewakili tanda utama.

Tak adanya tanda Si yang berat pada batuan berukuran 4,0 Ga berarti sampel tertua tidak membutuhkan subduksi.

Baca juga:Terpantau Asteroid Lebih Besar dari Gunung Everest Menuju Bumi

“Walaupun begitu, mengingat batuan tertua berasal dari satu tempat, tak dibutuhkan subduksi untuk satu area kecil gak berarti tidak ada subduksi lempeng di planet ini pada kedalaman 4,0 Ga,” sebut rekan penulis Allen Nutman.

Hanya usai melakukan penyaringan yang cermat, data menggambarkan adanya pergeseran nyata pada 3,8 Ga isotop Si dan O (Oksigen). Sebab itu, ilmuwan menyimpulkan kemungkinan perubahan geodinamika Bumi, seperti permulaan subduksi lempeng terjadi pada 3,8 Ga.

“Sungguh menakjubkan jika bebatuan tertua itu terawat. Kini diketahui mereka juga menceritakan kisah masa depan tektonik,” ucap rekan penulis, Ross Mitchell. (dtk/hm16)

Related Articles

Latest Articles