8.1 C
New York
Monday, October 28, 2024

Bank Dunia Prediksi Ekonomi Dunia Melambat Kurun 3 Tahun

Jakarta, MISTAR.ID

Pertumbuhan dunia pada tahun 2024 akan melambat selama 3 tahun berturut-turut diprediksi oleh Bank Dunia (World Bank).

Produk Domestik Bruto (PDB) diproyeksi akan pena-pelan sebesar 2,4% pada tahun 2024.

Sesuai laporan Prospek Ekonomi Global Bank Dunia terkini, proyeksi ini lebih rendah dibandingkan prediksi ekonomi global pada tahun 2023 sebesar 2,6%, pada tahun 2022 sebesar 3%, pada tahun 2021 sebesar 6,2%. World Bank mengingatkan perlambatan ekonomi ini bisa memperpanjang kemiskinan dan meningkatkan utang di sejumlah negara berkembang.

Baca juga:Tingginya Inflasi, IMF Potong Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia di 2024

“Dilumpuhkan sebab pandemi Covid-19, lalu kontak senjata di Ukraina dan lonjakan inflasi serta suku bunga di semua dunia, paruh pertama tahun 2020-an sepertinya akan sebagai kinerja setengah dekade terburuk dalam 30 tahun,” ujar Wakil Kepala Ekonom Bank Dunia, Ayhan Kose dilansir dari Reuters, pada Rabu (10/1/24).

Kose menuturkan, apabila tak memperhitungkan kontraksi pandemi pada tahun 2020, pertumbuhan tahun ini bakal sebagai yang terlemah mulai krisis keuangan global tahun 2009. Pihaknya memprediksi perkembangan global tahun 2025 sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 2,7%. Tetapi angka ini melorot dari proyeksi bulan Juni sebesar 3,0% akibat adanya antisipasi perlambatan di negara-negara maju.

Niat Bank Dunia untuk menyudahi kemiskinan ekstrem pada tahun 2030 sepertinya tidak akan tercapai, sebab aktivitas ekonomi terhambat oleh perseteruan geopolitik.

Dari segi lain, pertumbuhan ekonomi China yang melemah juga membebani prospek global. Diramalkan pertumbuhannya melambat hingga sebesar 4,5% pada tahun 2024. Proyeksi ini menandai pertumbuhan China yang paling lambat dalam lebih dari 3 dekade, di luar pertumbuhan tahun 2020 dan 2022 yang terkena imbas pandemi.

Baca juga:Pulang dari Paris, Sri Mulyani Beri Kabar Buruk: Ekonomi Dunia Tidak Stabil!

Pertumbuhan yang melambat ini dipengaruhi dari melemahnya belanja konsumen di tengah berlanjutnya gejolak sektor properti. Dengan pertumbuhan tahun 2025 tampak semakin lambat menjadi 4,3%.

Salah satu cara untuk menaikkan pertumbuhan, kata Kose, dengan mempercepat investasi tahunan senilai US$ 2,4 triliun. Itu dibutuhkan untuk transisi ke energi lebih ramah lingkungan dan beradaptasi pada perubahan iklim.

Hanya untuk mencapainya diperlukan reformasi yang komprehensif, termasuk reformasi struktural untuk memperluas perdagangan lintas batas dan aliran keuangan. Selain itu, adanya revisi dalam kerangka kebijakan fiskal dan moneter. (dtk/hm16)

Related Articles

Latest Articles