Medan, MISTAR.ID
Buntut beredarnya video SMPN 15 Medan yang sempat viral, sampai saat ini Inspektorat Kota Medan masih terus memeriksa guru dan kepala sekolah (Kepsek) yang terlibat masalah.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Medan selaku Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bertanggungjawab, sampai saat ini juga melakukan pendalaman terhadap informasi-informasi yang berkembang.
Kabid SMP Disdikbud Kota Medan Oka Zulfani Anhar saat dikonfirmasi Mistar mengatakan, dari hasil pendalaman, pihaknya memang menemukan adanya 2 oknum guru SMPN 15 Medan yang juga mengejar di sekolah swasta.
Baca Juga: Video Viral Guru SMPN 15 Medan, Kabid SMP Disdikbud: Semua Pihak Kita Beri Sanksi Administratif
“Hanya 2 guru saja yang terbukti mengajar di sekolah lain, dan mereka merupakan guru senior di sana (SMPN 15 Medan),” kata Oka, Senin (25/9/23).
Dijelaskan Oka, bahwa sebelumnya diketahui ada sekitar 7 guru yang terlibat masalah dengan kepala sekolah. Namun dari hasil pendalaman, guru-guru lainnya hanya mendukung 2 guru itu saja, tapi 5 lainnya tidak mengajar di sekolah lain.
“Inti permasalahannya sudah diketahui, namun masih tetap terus kita dalami apakah ada permasalahan lainnya,” jelasnya.
Terhadap kepala sekolah, kata Oka, pihaknya hanya menemukan kesalahan penahanan gaji terhadap guru-guru saja.
Baca Juga: Inspektorat Masih Periksa Seluruh Pihak Terkait Masalah Guru Menangis di SMPN 15 Medan
“Tidak ada kesalahan lainnya, kepala sekolahnya juga masih tetap bertugas seperti biasa. Meski begitu, kita tunggu saja bagaimana hasil Inspektorat, sebab mereka yang melakukan pemeriksaan internal,” katanya.
Terkait sanksi apa biasanya yang akan diberikan kepada para pihak yang bertikai, Oka mengaku bahwa wewenang itu sepenuhnya ada di Inspektorat.
“Biasanya sanksinya bisa penundaan kenaikan pangkat ataupun mutasi. Namun kita tunggu saja hasil pemeriksaan Inspektorat,” pungkasnya.
Seperti diketahui, video guru SMPN 15 Medan menangis viral di media sosial (medsos) beberapa waktu lalu. Diketahui, para guru menangis lantaran gaji mereka ditahan kepaa sekolah. (Rahmad/hm22)
