29.7 C
New York
Friday, August 2, 2024

Hujan Meteor Perseid Hingga Blue Moon Ramaikan Fenomena Langit Bulan Ini

Jakarta, MISTAR.ID

Sejumlah fenomena langit bakal menghiasi malam bulan Agustus 2024. Selain Blue Moon, hujan meteor Perseid juga diramalkan dapat dinikmati dengan mata telanjang di bulan ini. Namun, tetap saja beberapa fenomena perlu dilihat dengan menggunakan alat bantu seperti teropong atau teleskop.

Mengutip beberapa sumber, hujan meteor Perseid aktif setiap tahun sejak pertengahan Juli hingga akhir Agustus. Tahun ini, hujan meteor akan mencapai puncaknya pada 12-13 Agustus.

Mengutip Royal Museums Greenwich, Jumat (2/8/24), saat puncaknya pengamat di Bumi berkesempatan untuk melihat hingga 100 meteor per jam. Hujan meteor Perseid terjadi ketika Bumi melewati puing-puing yang ditinggalkan Komet Swift-Tuttle yang terakhir kali melintas dekat Bumi pada 1992.

Hujan meteor ini memiliki intensitas mencapai 150-200 meteor per jam. Namun, NASA pernah menyebut rata-rata meteor yang melesat biasanya sekitar 100 meteor per jam. Untuk bisa melihat fenomena ini, cari tempat yang tidak terhalang oleh apapun. Meteor-meteor ini akan terlihat begitu hari mulai gelap, tetapi waktu terbaik untuk melihat Perseids adalah setelah tengah malam.

Baca Juga : Ternyata Ini Planet dan Tempat Terpanas di Galaksi

Parade 6 planet sejajar

Mengutip Starwalk Space, enam planet akan kembali terlihat di langit secara bersamaan pada 28 Agustus mendatang. Pada tanggal tersebut, enam planet terdiri dari Merkurius, Mars, Jupiter, Uranus, Neptunus, dan Saturnus, akan terlihat sejajar di langit.

Pengamat di Bumi dapat melihat Merkurius, Mars, Jupiter, dan Saturnus dengan mata telanjang, tapi Merkurius akan berada lebih dekat ke cakrawala dan lebih sulit dikenali. Untuk melihat Neptunus dan Uranus, Anda memerlukan teleskop atau teropong berkekuatan tinggi.

Penampakan Omega Centauri

Pengamat di belahan Bumi Selatan bisa melihat penampakan gugus bintang terbesar di Bima Sakti, Omega Centuri di dalam rasi Centurus yang terbenam di ufuk barat daya pada malam hari.

Gugus ini bisa dilihat dengan mata telanjang, tapi dibutuhkan teropong atau teleskop untuk bisa melihat lebih dari sekadar gumpalan kabur, mengutip Royal Museums Greenwich

Gugus ini memiliki diameter 150 tahun cahaya dan berisi sekitar 10 juta bintang yang sangat rapat sehingga jarak rata-rata di antara bintang-bintang tersebut lebih dari 40 kali jarak Matahari dengan tetangganya, Proxima Centuri. Variasi usia bintang-bintang di gugus ini menunjukkan kalau gugus ini merupakan inti galaksi katai yang terbentuk di masa lampau di Bima Sakti.

Previous article
Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles