15.7 C
New York
Tuesday, September 24, 2024

Pasca Banjir Bandang di Sembahe, Kadis DLH dan Kehutanan Bantah Adanya Perambahan Hutan

Medan, MISTAR.ID

Dugaan adanya penebangan hutan atau kegiatan perambahan hutan sehingga menyebabkan banjir bandang yang menerjang kawasan objek wisata Sembahe, Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang, Minggu (30/4/2023) sore, dibantah oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Kehutanan Pemprovsu, Yuliani Siregar.

“Saya sudah melihat video yang banjir itu gak ada (potongan pohon atau kayu). Air deras aja. Jadi memang lantaran hujan disana (pegunungan). Dimana curah hujan saat ini cukup tinggi. Jadi gak ada saya lihat kayu-kayu gelondongan di video yang beredar,” jelasnya saat dikonfirmasi Mistar, Selasa (2/5/23).

Selain itu, Yuliani juga telah berkoordinasi dengan pihak Tahura dan tidak mendapatkan info adanya potongan kayu dalam banjir tersebut.

Baca Juga:Diduga Ada Penebangan Liar di Hulu Sembahe, BPBD Sumut Bilang Begini

“Kita akan lakukan pengecekan lapangan lagi. Karena saya juga langsung bertanya ke sana saat banjir melanda apakah ada ilegal loging dan petugas kita mengatakan tidak ada. Jadi kalau memang ada beritanya kita akan turun tim mengeceknya,” terangnya.

Terpisah, Kepala UPTD Tahura Bukit Barisan, Faisal, juga membernarkan tidak ada kegiatan ilegal loging di Tahura. Sebab tidak ditemukan fisik atau dokumentasi potongan-potongan kayu.

“Ada yang bilang kayu gelonggongan. Kita yang lapangan tidak ada menjumpai fisiknya. Dokumentasi juga tidak ada. Jadi yang ada hanya potongan-potongan bambu. Dan juga kemarin itu tingkat curah hujan tinggi (deras) buktinya setelah 2 jam air surut,” tambahnya.

Baca Juga:Pasca Banjir Bandang Sembahe: Dua Rumah Rusak Berat, Satu Jembatan Putus di Sibolangit

Memang menurut Faisal, banyak yang berpikiran karena ada mobil hanyut terjadi di jalan. Padahal mobil tersebut parkir di pinggiran sungai Sembahe tersebut.

“Karena parkirnya sangat dekat dengan sungai. Memang di Sembahe itu kalau hujan deras dan volume air deras dari atas maka menyapu sampai ke bawah. Kebutulan mobil itu parkirnya agak dekat Sembahe,” bebernya.

Ia mengaskan hingga saat ini untuk kawasan Tahura sampai sekarang tetap terjaga. Kalaupun ada perambah dari penduduk sekitar yang menanam sayuran.

“Gak mungkin diusir dan ditangkap karena dia penduduk situ. Jadi, kalau kawasan hutan Tahura masih aman,” pungkasnya. (Anita/hm01)

Related Articles

Latest Articles