17.5 C
New York
Wednesday, October 2, 2024

Penampilan Rossi Bikin Juara Dunia 1993 Elus Dada

Tavullia, MISTAR.ID

Valentino Rossi sepertinya belum mau memulai MotoGP musim ini dengan cara yang terbaik. Hal itu bisa dilihat ketika The Doctor berjuang untuk mengembalikan reputasinya di kejuaraan grand prix balap motor paling terkenal di dunia.

Saat ini sirkus MotoGP telah menyelesaikan empat seri balapan musim ini, dan Rossi tampak kepayahan dengan hanya mampu mengumpulkan empat poin saja. Hasil minor itu menempatkannya di urutan 21 pada klasemen pembalap sementara.

Situasi ini lantas mengundang banyak perhatian, tak hanya penggemar saja tetapi juga mantan pembalap seperti Kevin Schwantz . Juara dunia 500cc pada 1993 itu menganalisis tentang penampilan Rossi musim ini.

Baca Juga:Valentino Rossi Melempem di MotoGP Doha 2021

Berbicara pada podcast ‘Tank Slappers’, Schwantz mengatakan apa yang dialami Rossi mirip saat ia menjalani musim terakhirnya pada 1995. Menurutnya, bagi seorang pembalap, tidak bersenang-senang dengan motor merupakan salah satu hal paling sulit yang pernah dirasakannya.

“Situasi Rossi mengingatkan saya pada apa yang saya alami di balapan pertama pada 1995 (tahun pensiun). Dia finis jauh di belakang, baik dalam waktu dan balapan, dan dia tidak bisa bertarung untuk podium atau menang seperti yang dia lakukan sampai saat itu. Sebagai seorang pembalap, menyesuaikan diri sangatlah sulit. Balapan itu menyenangkan karena kita semua suka menang. Tapi jika pilihan itu tidak ada, maka pensiun menjadi sesuatu yang menyenangkan,” jelas Schwantz, Selasa (12/5/21).

Inilah yang membuat Schwantz merasa khawatir dengan Rossi. Ia bahkan mengaku tidak suka melihatnya tertinggal jauh. Pada balapan seri pembuka di Grand Prix Qatar, kata Schwantz, Rossi sepertinya bisa tampil lebih baik. Tapi di Portugal dan Jerez dia punya masalah.

“Mungkin Rossi kurang nyaman dengan motornya, mungkin ada sesuatu yang baru di Yamaha yang lebih baik untuk pembalap lain selain dia. Saya yakin dia akan bertarung lagi. Rossi mungkin berpikir bahwa membalap di trek yang sudah dia ketahui dan yang telah dimenangkannya akan membantunya untuk maju sedikit. Tapi ternyata dia menderita,” sesal Schwantz. (sindo/hm12)

Related Articles

Latest Articles