24.1 C
New York
Sunday, August 4, 2024

Tahun 2024, Simalungun Targetkan 144 Kampung KB

Simalungun, MISTAR.ID

Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan kampung Keluarga Berkualitas (KB) perlu diimplementasikan secara berkesinambungan. Berkenaan dengan itu, Kabupaten Simalungun menargetkan 144 kampung Keluarga Berkualitas pada tahun 2024 mendatang.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penduduk (Dalduk) Kabupaten Simalungun, Kasmiati Silalahi mengatakan, jumlah kampung KB hingga saat ini sudah mencapai 127 kampung di Simalungun.

“Sekarang kita sudah 90 persen lebih, tinggal membangun 17 lagi,” sebutnya, Selasa (13/6/23), saat ditemui Mistar.id di ruang kerjanya.

Baca juga: Sambil Kunjungi Kampung KB, Ijeck Harap Delegasi Ambassador Nikmati Pesona Danau Toba

Kasmiati mengatakan, kampung KB yang terbaru ada di Nagori Sait Buttu Saribu, Kecamatan Pematang Sidamanik.

“Itu baru bulan Maret lalu, dan sudah dikunjungi 25 Ambassador, 7 dari Duta Besar,” tuturnya.

Kasmiati memaparkan, ada 10 atribut Kampung KB, diantaranya, Rumah Data Kependudukan (RDK), Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR).

Baca juga: Pansus Pilpanag Kabupaten Simalungun Berhenti Sementara, Berikut Penyebabnya

Selanjutnya Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA), Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT), serta kegiatan kelompok lainnya.

Dikatakan Kasmiati, pembangunan kampung KB ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang berpenghasilan rendah, berpendidikan rendah, serta anak-anak stunting.

“Ya lebih diprioritaskan lah mereka, seperti baru-baru ini ada pembagian makanan untuk anak stunting melalui Kantor Pos,” terang Kasmiati, yang sudah satu semester menjabat Kabid Dalduk.

Baca juga: Sambut Hari Keluarga Berencana, Deputi BKKBN Launching Dapur Sehat Atas Stunting di Sergai

Kasmiati mengaku, di kampung KB juga disosialisasikan bagaimana mengolah makanan yang ada di lingkungan. Agar disukai anak-anak serta dengan kandungan gizi yang pas.
Selain itu, para lanjut usia (Lansia) juga diajarkan budidaya ikan lele dalam ember (Budamper).

“Seperti mengolah sayur bayam menjadi keripik, nah jadinya anak-anak kan makan sayur. Kemudian ikan lele diolah menjadi bakso, itu semua bahan dari lokal yang dikelola lansia di kampung KB,” paparnya. (indra/hm21).

Related Articles

Latest Articles