15.9 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Riwayat Guru Penggerak di Simalungun, Mimpi Kepsek Jadi Terbukti

Simalungun, MISTAR.ID

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi telah resmi melantik ratusan Kepala Sekolah (Kepsek) SMA, SMK dan SLB yang tersebar di wilayah Cabang Dinas Pendidikan (Cabdisdik) pada pekan lalu.

Salah satu yang dilantik adalah Martha Linora Sitompul. Dia merupakan salah satu jebolan dari program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) angkatan ke 7 yang menjadi pimpinan di SMK Negeri 1 Panei, Kabupaten Simalungun.

“Saya bersyukur telah mengikuti program PGP, dan seperti mimpi bisa terpilih menjadi Kepsek,” katanya dengan tersenyum bahagia, saat ditemui di kantor Cabdisdik) Wilayah VI, pada Jumat (11/8/23).

Baca juga: Lantik Kepsek, Gubernur Edy Tak Suka Siswa Dididik secara Kasar

Saat menceritakan perjuangannya menjadi guru penggerak, serangkaian proses Martha lalui dengan penuh perjuangan. Pada Juli 2022 lalu, ikut mendaftar sebagai guru penggerak saat dibuka. Sempat ragu, akhirnya ia mendaftar.

Martha mengaku, lebih kurang selama 1 tahun mengikuti pendidikan, ada banyak ilmu dan pengetahuan baru yang dipelajari dan dibutuhkan sebagai seorang pendidik.

“Melalui program ini telah membuka mata saya, bahwasanya seorang guru harus dituntut menjadi agen perubahan di era digitalisasi seperti sekarang. Perubahan tersebut demi keberlangsungan pendidikan yang lebih baik di masa depan,” tuturnya.

Usai mendapat pendidikan di PGP, dia tidak menampik ini lah yang dibutuhkan dan dicari selama ini sebagai seorang pendidik. Menurutnya, pendidikan bermakna dari filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara lah yang mampu mengubah paradigma berpikirnya tentang murid.

Baca juga: Soal Harga Seragam di SMPN 2 Tebing Tinggi, Kepsek: Sudah Disepakati dan Bisa Dicicil

“Begitu mengikuti pendidikan itu, ternyata begitu asyik tentang bagaimana mengajar. Keberhasilan ini yang menyemangati saya sehingga menyelesaikan modul dan akan melakukan aksi nyata dalam pembelajaran di sekolah yang saya pimpin,” kata Martha.

Meski begitu, diakuinya, tugasnya masih banyak, terutama mengimplementasikan ilmu dalam PGP mulai dari manajerial sekolah, refleksi visi misi yang berorientasi pada murid maupun coaching kepada rekan sejawat. Apalagi sekolah yang dipimpin Martha masih baru berdiri.

“Saya mengakui, tantangan pasti berat. Dengan prestasi, praktik baik dan kemauan untuk belajar, kita pasti dapat memajukan sekolah ini. Saya akan terus membangun kolaborasi bersama rekan sejawat, serta komunitas sesama guru penggerak,” tukasnya.

Tak semua guru mau dan mampu ‘repot’ mengurus murid, ujar Martha. Namun, setelah mengikuti program PGP dari pemerintah, modul-modul yang ada di program itu dinilai bermanfaat untuk digunakan dalam manajerial sekolah.

Baca juga: Berikut Nama Kepsek SMA/SMK/SLB di Siantar-Simalungun yang Baru Dilantik Edy

“Walaupun masih ada guru yang mendukung, tapi pasif. Mereka tidak aktif. Inilah salah satu perkara yang tidak mudah. Tak mudah mengubah mindset guru-guru untuk mengimplementasikan pembelajaran baru. Saya akan terus berusaha, memberikan pemahaman yang baik pada guru tersebut. Saya seperti memaksa tapi tidak terlihat memaksa,” kata Martha.

Dia menambahkan, PGP membentuk paradigma untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Pola pikir, cara pandang dan penyelesaian masalah yang dimiliki guru setelah mengikutinya pasti sangat berbeda.

Wanita yang rela pagi-pagi harus berangkat dari tempat tinggalnya di Kota Pematang Siantar menuju Kabupaten Simalungun ini meminta sesama rekannya tak pernah lelah menjadi guru yang terus meningkatkan kemampuannya menjadi lebih baik lagi.

“Jadilah guru yang senantiasa memiliki semangat mencerdaskan bangsa dengan mengikuti program PGP,” kata Martha penuh semangat. (yetty/hm16)

 

 

 

Related Articles

Latest Articles