14.2 C
New York
Tuesday, May 21, 2024

Orang Tua Korban Pembacokan di Simalungun: Percobaan Pembunuhan Itu

“Kalau dari cerita boruku sewaktu mereka serumah, sering kali dia menerima kekerasaan dari si pelaku ini, pernah dijambak dan diseret dari depan ke dapur dan sebaliknya ketika dirumah, makanya trauma kali boruku,” tutur Santon.

Kemudian MS kembali ke kampung halaman dan membawa buah hati mereka yang belum berusia satu tahun, berselang 3 bulan, MS lalu memberi kabar kepada Destri agar menjemput anak mereka.

“Singkat cerita pulang lah si pelaku ini kekampung halamannya. Pelaku mengatakan kepada anak ku, kalau kau (Destri) enggak mau ikut, anak ini lah kubawa. Namun, setelah beberapa bulan, si pelaku ini menghubungi boruku lagi, katanya dia tidak sanggup mengurus anak mereka dan meminta Destri untuk menjemputnya,” terang Santon.

Baca juga: Polsek Medan Timur Buru Pelaku Pembacokan Mahasiswa UMSU

Permintaan tersebut kemudian dituruti Destri, ia datang ke raya kemudian bersama MS berangkat ke Haranggaol untuk menjemput anak mereka yang dititipkan dirumah keluarga sewaktu MS menjemput Destri.

Sejak mereka bertemu hingga pulang dari Haranggaol, Destri mengaku bahwa MS meminta dirinya agar kembali serumah dengannya. Namun Destri terus menolak. Sebab, tujuannya hanya ingin menjemput anaknya.

Setelah terus mendapat tolakan, MS kemudian menjemput tulangnya (paman) yang bekerja sebagai penjual makanan khas (BPK) yang posisi rumahnya tak jauh dari lokasi rumah MS. Kemudian paman MS membawa Destri kekediamannya.

“Pas uda sampek dir umah tulangnya, dibujuk la lagi boruku ini. Tapi dengan tegas tetap ditolak dia, sewaktu mau bergerak la boruku, disitu lah kesempatan dia mengambil parang dan langsung membacok boruku. Setelah itu dia lari, kemudian dibawa Nantulangnya lah boruku ini ke Puskesmas, tetapi karena (puskesmas) tidak sanggup menangani, dirujuk la ke Rumah Sakit (RS) Efarina,” tukas Santon.

Related Articles

Latest Articles