12 C
New York
Monday, May 13, 2024

KPH II Pematangsiantar Masih Selidiki Penyebab Banjir Bandang Haranggaol

Simalungun, MISTAR.ID

Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) II Pematangsiantar bersama Polres Simalungun hingga kini masih melakukan penyelidikan atas banjir bandang yang terjadi di Nagori Purba Pasir, Kecamatan Haranggaol, Kabupaten Simalungun, Rabu (20/12/23) lalu.

Kepala Seksi (Kasi) Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat KPH Wilayah II Siantar, Tigor Siahaan mengatakan, belum ada hasil penyebab bencana banjir itu dan pihaknya bersama kepolisian masih lakukan penyelidikan.

“Belum ada hasil, masih melakukan penyelidikan. Belum ada Informasi terbaru masih yang kemarin itu,” ujar Tigor.

Diberitakan sebelumnya, berdasarkan penyelidikan awal kedua instansi tersebut, diketahui adanya oknum warga membendung sungai dengan tanah dengan maksud dan tujuan, diduga untuk membuat lahan pertanian baru.

Baca Juga : Soal Banjir di Haranggaol, DPRD Simalungun : Harus Diproses

Lokasi tanggul berada di Nagori Purba Tongah, Kecamatan Purba, dan diketahui sudah masuk dalam areal pertanian masyarakat umum. “Namun dampak yang ditimbulkan setelah sungai di lembah itu ditimbun pelaku, kemudian banjir bandang terjadi, alhasil terbentuk aliran sungai yang baru,” kata Tigor.

Potensi banjir susulan

Dengan terbentuknya aliran sungai yang baru ini, diakui Tigor, tentunya menyimpan potensi bencana di kemudian hari lantaran banjir bandang yang terjadi telah membuka tanah dan hutan yang ada di bawahnya.

“Makanya ini atensi dari pemerintah pusat untuk menyelesaikan kasus ini. Kita pun setelah peristiwa ini, akan bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk melakukan penghijauan kembali,” katanya.

Baca Juga : Banjir Bandang di Haranggaol, Diduga Karena Warga Bendung Sungai

Tigor menyampaikan, berdasarkan temuan anggota di lapangan, diketahui timbunan tanah di atas sungai mencapai lebar 30 meter dengan kedalaman 15 meter. Pelaku kemudian memasangkan pipa berdiameter kecil untuk meneruskan air sesuai alirannya.

“Mungkin karena pipa tersebut tak cukup membendung air yang saat itu intensitas hujan di Simalungun tinggi, terbentuklah kubangan air seperti danau. Karena sudah tak terbendung, air pun meluap dan membawa material tanah menuju air terjun Binanga Bolon,” kata Tigor. (hamzah/hm24)

Related Articles

Latest Articles