Pematangsiantar, MISTAR.ID
Dari dulu hingga saat ini, komik merupakan salah satu bacaan yang paling digemari, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa mengenal baik dan menjadi penggemar bacaan komik.
Taman baca (TB) Pelangi yang beralamat di Jalan Ade Irma Suryani, tepatnya di depan pemakaman etnis Tionghoa ini, terus bertahan di tengah gempuran digitalisasi yang memberikan berbagai produk aplikasi dunia digital.
Ada Ribuan buku komik dan novel yang terbaru maupun sudah lama dipajang di toko tersebut. Yang paling lama ada komik Kho Ping Hoo, pada tahun 1991. Kepada Mistar, Astri bercerita tentang usaha komiknya yang sudah berdiri sejak tahun 2003 lalu.
Sebelumnya, dia membuka usaha di Jalan Mojopahit dan Hulu Balang Pematangsiantar. Kemudian, pindah ke tempat saat ini pada tahun 2013. “Usaha ini milik ayah saya, bernama Sawaluddin Siregar. Ini adalah usaha keluarga,” ucapnya, Senin (9/11/20).
Baca Juga:Gubsu Luncurkan Buku “Kamus Cakap Anak Medan”
Wanita yang belum lama lulus dari salah satu universitas swasta di kota ini mengatakan, pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi penurunan minat masyarakat atas komik miliknya, melainkan perkembangan dunia digital yang sulit dicegah membuat sebagian besar pedagang komik mengalami penurunan, dan bahkan kematian usaha alias bangkrut.
Dia juga mengakui, banyak usaha sepertinya mulai tumbang karena tidak mampu bersaing dengan arus bisnis online yang sangat pesat dan cepat.
“Zaman dulu orang membaca komik dengan membawa buku komik, namun berbeda dengan zaman canggih seperti saat ini. Hanya dengan melalui smartphone, sekarang semua pecinta komik bisa menikmati bacaan dengan menggunakan sebuah aplikasi untuk membaca komik, baik membaca komik offline maupun membaca komik online,”ucap Astri.
Awal wabah virus corona menghampiri Pematangsiantar, minat pembaca komik lumayan meningkat. Sebab, saat itu sekolah banyak diliburkan dan tidak belajar. Sebulan kemudian, pendapat kembali menurun karena anak sekolah sudah mulai sering dikasih tugas oleh pihak sekolah, meskipun belajar secara daring.
Baca Juga:Ini Buku Motivasi yang Direkomendasikan Penyanyi Adele untuk Anda
Peminat membaca komik ini adalah kebanyakan orang dewasa yang berumur 30 tahun ke atas. Menurut mereka, membaca komik itu lebih seru pada cetakan yang pertama. Meskipun, buku komik tersebut sudah pernah dibaca. Kadang, anaknya juga turut dibawa, tujuannya agar mau membaca.
“Kami tidak menjual buku-buku pengetahuan. Hanya memberi pinjam/sewa buku bacaan komik bersambung dan novel saja. Syaratnya, tunjukkan KTP asli, serta meninggalkan agunan sebesar harga buku yang dipinjamkan, antara Rp60-Rp80 ribu,” sebutnya.
Astri menuturkan, harga sewa tiap-tiap buku komik ataupun novel berbeda. Mulai Rp2 ribu hingga Rp9 ribu setiap satu buku yang disewa. Ada pula buku bacaan yang tergantung dari nilai awal buku tersebut didapatkannya.
Buku-buku komik maupun novel tersebut ada yang dibeli langsung dari toko buku yang merupakan keluaran terbaru. Tapi ada juga yang didapatkan dari masyarakat yang ingin menjual koleksinya. “Palingan hanya satu dua buku saja. Sebab kebanyakan buku mereka, ada yang sama dengan koleksi kami,” ungkapnya.
Baca Juga:Buku Tentang Perubahan Iklim Oleh Dalai Lama akan Rilis Bulan Depan
Masih menurutnya, digitalisasi komik saat ini pun bukan barang langka serta tidak susah untuk di akses lagi. Dan digitalisasi komik semakin menawan generasi muda yang kini akrab dengan android.
Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, buku-buku komik pun semakin bervariasi dan mudah untuk didapatkan masyarakat. Meskipun demikian, sambung Astri, peminat buku komik dan novel masih tetap ada, walaupun hanya sedikit dan dapat dihitung dengan jari.
Ia dan keluarga harus berjuang keras, agar dapat bertahan hidup dan nyaman. Harapannya, usaha yang sudah berdiri lama tersebut jangan gulung tikar di tengah derasnya arus digitalisasi.(yetty/hm10)