Pematangsiantar, MISTAR.ID
Kehadiran PT Sumatra Tobacco Trading Company (PT STTC) di Kota Pematangsiantar saat ini miliki peran penting dalam menggerakkan perekonomian daerah.
Sebagai salah satu produsen rokok putih terbesar di Asia Tenggara, dengan 80% hasil produksinya dieksport ke luar negeri, tentunya hal tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa yang pantas kita apresiasi. Tak hanya untuk Kota Pematangsiantar, tapi juga untuk Indonesia.
Enam puluh delapan tahun berkiprah sejak berdiri pada 1952 lampau, saat ini PT STTC mampu menyerap tenaga kerja sekitar 5.000 orang.
Sebagai perbandingan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pematangsiantar tahun 2018, di daerah ini terdapat 122.292 jiwa angkatan kerja.
Jika angka ini diperbandingkan dengan dengan jumlah pekerja PT STTC yang angkanya mencapai 5.000 orang, artinya, persentase angkatan kerja yang terserap di PT STTC mencapai 4,08%. Sebuah angka yang cukup besar.
Jadi, keterbukaan ribuan lapangan kerja dan perputaran perekonomian lokal serta sekitarannya sangat jelas selama 68 tahun beroperasi.
Arman (22) salah warga Siantar yang berkarya di perusahaan tersebut mengaku, dirinya sangat beruntung bisa bekerja di perusahaan tersebut, apalagi di jaman ini mencari pekerjaan sangat sulit.
“Saya sangat bersyukur, saya bisa melanjutkan pendidikan sarjana lagi,” ujarnya pada Mistar ketika sedang duduk santai di warung dekat perusahaannya, kemarin.
Sebagai industri berskala nasional, bahkan internasional, PT STTC juga melindungi karyawannya sesuai ketetapan yang diamanahkan dalam UU Ketenagakerjaan.
Dalam perkembangannya, PT STTC tidak semata berorientasi pada bisnis dan segi kuantitas pekerja semata. Upaya penciptaan sumber daya manusia yang bermutu tinggi, senantiasa dilakukan.
Para pekerja di perusahaan ini diberi pelatihan secara teratur sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Para mentor yang didatangkan untuk memberi pelatihan atau pembekalan pun tak sembarangan. Mereka berasal dari kalangan profesional, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Salah satu bukti, BPJS Ketenagakerjaan Pematangsiantar, memberikan penghargaan kepada perusahaan dengan kategori Best Quality (kualitas data terbaik) kepada PT STTC pada 1 Juli 2019 lalu.
“Kita selaku masyarakat kota Siantar seharusnya bangga dengan adanya perusahaan PT STTC, yang peduli dan mau berbuat di tengah masyarakat saat ini,” ucap E Silalahi, Ketua Siantar Black Belt Community (SBBC) dan Pemerhati Bela Diri Kota Pematangsiantar kepada Mistar melalui sambungan teleponnya, Senin (11/5/20) malam.
Kepedulian yang sudah dilakukan PT STTC kepada masyarakat Kota Siantar di tengah pandemi Covid-19 ini, sambungnya, pantas diberi apresiasi oleh warga kota ini.
“Pemberian alat pelindung diri (APD) mulai dari wilayah terdekat hingga RS Djasamen Saragih, RS Tentara dan klinik-klinik serta pantai jompo dan instansi lainnya di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun tanpa pandang bulu,” merupakan salah satu bukti,” ungkapnya.
“Kita sangat mengapresiasi keberadaan PT STTC di Kota Pematangsiantar yang telah ikut berpartisifasi membantu sebahagian masyarakat untuk memutus mata rantai penularan virus corona. Saya selaku pribadi sangat-sangat bangga,” tukasnya.
Simbosis Mutualisma
Selain menyerap tenaga kerja, serta kepedulian sosial yang tinggi, hubungan simbiosis mutualisma atau saling menguntungkan antara PT STTC dan warga kota ini pun tercipta.
Sektor informal atau ekonomi masyarakat yang bermukim di sekitaran pabrik yang berlokasi di Jalan Pendeta Justin Sihombing tersebut, ikut berkembang.
Hubungan saling menguntungkan juga terjalin dengan pemerintah kota ini. Selain mengurangi jumlah pengangguran secara signifikan, perusahaan ini juga punya kontribusi besar menambah pundi-pundi pendapatan asli daerah (PAD) Pemko Pematangsiantar.
Pembangunan pos pengamanan kelancaran dan kenyamanan lalulintas menjelang perayaan Tahun Baru, Natal, Idul Fitri, atau Imlek di sejumlah daerah tingkat dua wilayah Sumatera Utara, mulai dari Serdangbedagai, Tebing Tinggi, Batu Bara, Asahan, Tanjung Balai, Simalungun Tanah Karo, hingga Samosir, dominan disponsori oleh PT STTC setiap tahunnya.
Juga turut serta sebagai sponsorship di berbagai turnamen olahraga yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah maupun swasta, merupakan program partisipasi konkrit PT STTC dalam mensinergiskan semboyan, menciptakan masyarakat bertubuh sehat maupun mengukir prestasi olah raga daerah, tak dapat dikesampingkan.
Kegiatan sosial lainnya, berupa keikusertaan stand PT STTC dalam ajang pameran pembangunan daerah maupun nasional, pasar murah, serta penyaluran bantuan sembako kepada masyarakat kurang mampu sering dilakukan. Hal-hal di atas sebagai bentuk keperdulian PT STTC selama ini.
Membaur dengan kearifan lokal dengan menerima dan diterima, menjadi bagian oleh pemangku adat setempat, menjadi ciri khas manajemen PT STTC.
Oleh karenanya, dalam perkembangannya, PT STTC merupakan aset kebanggaan khusus kota dan masyarakat Pematangsiantar maupun Sumatera Utara pada umumnya.
Jika melihat realita, seharusnya stake holders atau para pengambil keputusan di daerah ini, seharusnya memberi sokongan penuh, melindungi, serta membimbing dunia usaha yang menjadi mitra kerjanya dalam menggerakkan roda ekonomi di kawasan Kota Pematangsiantar, bahkan Sumatera Utara.
Sepatutnya segenap stake holders, khususnya Kota Pematangsiantar beserta sekitaran, mendukung keberadaan PT STTC agar tetap eksis sebagai garda terdepan pembangunan daerah maupun nasional.
Jika tidak, atau seandainya PT STTC memindahkan kegiatannya ke daerah lain akibat sikap para stake holders yang selalu menonjolkan arogansi kekuasaannya demi mengeruk keuntungan pribadi dan kelompok, bisa kita bayangkan betapa besarnya kehilangan, baik moril maupun materil bagi pemerintah dan warga Kota Pematangsiantar.
Penyedia Data : Mahadi/Manson/Yetty
Penulis : Luhut Simanjuntak
Editor : Luhut Simanjuntak