15.4 C
New York
Wednesday, October 30, 2024

Progres Monumen Sang Naualuh Damanik Capai 40 Persen

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pembangunan Monumen Sang Naualuh Damanik yang berada di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut), memasuki fase kemajuan. Pijakan patung sudah mulai terpasang.

“Bagian pijakan patung sampai saat ini dalam proses pengerjaan dan sudah mencapai 40 persen,” sebut Pengurus Yayasan Sang Naualuh Damanik, Friado Damanik saat dikonfirmasi, Rabu (30/10/24).

Rado, sapaan akrabnya, merinci pembangunan monumen menyasar pada pematangan desain patung, selain pengerjaan fisik pendukungnya. Rekomendasi contoh berawal dari presentase desain patung yang kecil terlebih dahulu.

“Desain penyempurnaan gambar patung tetap digodok menuju Yogyakarta. Hal itu harus disempurnakan nantinya setelah sejumlah pengoreksian dari ahli-ahli gambar,” paparnya.

Baca juga: Belasan Tahun Menunggu, Pembangunan Tugu Sang Naualuh Damanik Dimulai Kembali

Mantan Ketua DPP Himapsi, itu menyampaikan pembangunan Raja Siantar XIV menjadi sejarah baru di Sapangambei Manoktok Hitei. Pihaknya optimis pengerjaan monumen selesai tepat waktu dalam menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) kota dengan 8 kecamatan ini pada tahun depan.

“Sampai saat ini, tidak ada kendala yang begitu signifikan. Seperti pada umumnya suatu pengerjaan, cuaca saja,” sebutnya.

“Pematangsiantar adalah kota sejarah, warisan, kota dengan segudang budaya. Sejarah merupakan bagian penting dari perjalanan bangsa, negara, maupun individu. Keberadaan sejarah bagian dari proses kehidupan itu sendiri,” pungkasnya.

Senada, Ketua DPP Himapsi, Dian G Purba Tambak mengapresiasi Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar atas terlaksananya pembangunan. Belasan tahun perjuangan serta eratnya seluruh tangan bergandengan dalam perwujudan berdirinya monumen.

Baca juga: Pembangunan Tugu Raja Sang Naualuh Menunggu Kelengkapan Dokumen Hibah

“Pengerjaan program mulia itu kini terealisasi. Kita sebagai masyarakat Kota Pematangsiantar menaruh harapan penuh pekerjaan berjalan dengan tanpa kekurangan sesuatu apapun,” ucap Dosen Universitas Simalungun (USI) itu.

Sang Naualuh Damanik adalah Raja Siantar XIV (ke-14) yang dibuang Belanda ke Bengkalis. Sejarah mencatat, dia pernah memerintah Kerajaan Siantar dari tahun 1882-1904. Selama kepemimpinannya, Raja Sang Naualuh gigih berjuang menentang penjajahan Belanda, baik secara fisik maupun secara politis.

Akibat perlawanan dan penolakannya menandatangani tanda takluk kepada Belanda yang dikenal dengan Korte Verklaring (perjanjian pendek) akhirnya, ia ditangkap penjajah Belanda pada 1904. Selain dicintai rakyatnya, Raja Sang Naualuh merupakan perintis pembangunan Kota Pematangsiantar-Simalungun

Mamukkah Horja pembangunan monumen sebelumnya digelar di Jalan Sang Naualuh, Kota Pematangsiantar, yang berdekatan dengan Taman Makam Pahlawan (TMP) dan Ramayana Department Store, pada Kamis (29/8/24) lalu. Wali Kota Susanti Dewayani menyebut, Sang Naualuh Damanik adalah raja yang mendengungkan toleransi. (jonatan/hm20)

Related Articles

Latest Articles