10 C
New York
Sunday, May 12, 2024

Penurunan Angka Stunting Digenjot, Ini yang Dilakukan Dinkes Pematang Siantar

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting yang juga merupakan Wali Kota Pematang Siantar, dr Susanti Dewayani terus menggenjot penekanan angka stunting hingga mencapai target berada di 8,8 persen pada tahun 2024 mendatang.

Hal ini dibuktikan dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pematang Siantar, dimana tahun 2023, terdapat 274 anak stunting. Namun saat ini sudah 33 anak berubah statusnya menjadi tidak stunting lagi.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Pematang Siantar, dr Fitri Sari Saragih mengatakan salah satu upaya untuk menurunkan prevalensi stunting itu dominannya di intervensi spesifik.

Baca juga : Wali Kota Pematang Siantar Terima Kunjungan Tim Monitoring TP PKK Sumut di BP Nauli

“Intervensi spesifik itu ada lima siklus kehidupan, dimulai dari remaja putri dan calon pengantin. Dimana tahun ini sudah 8000 pelajar putri dari sekolah-sekolah di Kota Pematang Siantar diperiksa Hemoglobin (Hb)-nya melalui screening anemia,” ujarnya saat dijumpai di ruang kerjanya, Selasa (20/6/23).

Alasannya, lanjut dia, upaya pencegahan dan penanganan keluarga berisiko stunting dan balita stunting itu dimulai dari awal sejak dini.

Jadi pemeriksaan ini, sambungnya, untuk meminimalisir potensi anemia yang berakibat terhadap kesehatan yang akan menjadi calon seorang ibu nantinya.

Baca juga : Percepat Penurunan Angka Stunting di Siantar, Wali Kota Minta TPK Lakukan Ini

“8.000 remaja putri tersebut akan diberikan tablet tambah darah sebagai pencegahan anemia setiap satu minggu sekali melalui program inovasi aksi bergizi, yakni setiap hari Jumat. Hal ini untuk mempersiapkan kesehatan remaja putri pada saat sebelum menjadi seorang ibu kelak,” sebut dr Fitri.

Selain itu, lanjut dia, pada siklus awal pra kehamilan juga terjadi pada calon pengantin. Dimana sejak tahun 2022, pihaknya sudah menandatangani MOU dengan Kementerian Agama untuk pemeriksaaan kepada calon pengantin.

“Siklus selanjutnya adalah ibu hamil. Di sini untuk mencegah stunting selama masa kehamilan dan perlu rutin melakukan pemeriksaan di tenaga kesehatan seperti puskesmas agar dapat mendeteksi kemungkinan hingga akhirnya menyebabkan stunting,” sebutnya.

Baca juga : Wali Kota Siantar Ajak Kader Posyandu Cegah Stunting Sedini Mungkin

dr Fitri juga mengimbau agar setiap ibu hamil harus memeriksakan kandungannya minimal 6 kali selama masa kehamilan. Ibu yang dinyatakan siap hamil itu, katanya, lingkar lengan atasnya harus diukur dan mencapai di atas 23,5 centimeter, serta tidak anemia. Itu menandakan bahwa wanita tersebut siap untuk hamil.

“Mana kala kami jumpai ibu hamil tidak sesuai dengan kriteria tadi, maka kami akan melakukan penyuluhan dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta kami pantau terus kesehatan ibu dan  bayinya. Apalagi ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronik (KEK) dengan pemberian makan biskuit serta susu,” jelasnya.

Dia mengingatkan pihaknya akan terus memantau apabila ada anak-anak mulai 0-59 bulan ditemukan stunting, pihaknya akan terus Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan diberikan edukasi tentang pola asuh dan asih di Posyandu dan Puskesmas.

Baca juga : Wali Kota Optimis Bisa Wujudkan Kota Siantar Zero Stunting

“Hasil pantauan kami, setelah pemberian PMT susu dan vitamin Vitabumin, itu sebanyak 33 orang anak berubah statusnya jadi tidak stunting. Artinya ada 13 persen sudah berubah tidak stunting lagi. Itu masih pada tahap pertama, untuk tahap kedua masih terus kami pantau,” tuturnya.

Fitri juga menegaskan Pemko Pematang Siantar telah berkomitmen untuk menjadikan percepatan penanganan stunting sebagai salah satu prioritas utama untuk seluruh lintas sektor, selain standar pelayanan minimal (SPM). (yetty/hm18)

Related Articles

Latest Articles