21.3 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Momen Isra Miraj, Warga Siantar Diimbau Ikuti Prokes Covid-19

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Di momen peringatan Isra Miraj tahun 2021 atau 1442 Hijriah (H), yang akan jatuh pada hari Kamis 11 Maret, masyarakat diimbau mengikuti Protokol Kesehatan (Prokes).

Imbauan itu disampaikan Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Pematangsiantar, Natsir Armaya Siregar, ketika dimintai tanggapan terkait peringatan Isra Miraj, Rabu (10/3/21).

“Sehubungan dengan PPKM di masa Covid ini, kita disini hampir tidak bisa merayakannya. Marilah kita ikuti, karena kita juga harus menjaga keluarga, tetangga dan masyarakat di sekitar kita dari penyebaran Covid,” tuturnya.

Baca Juga:Libur Isra Miraj dan Nyepi, ASN Dilarang ke Luar Daerah

“Disini saya juga mengimbau sebagai ketua IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) dan sebagai ketua Dewan Mesjid, ikutilah protokol kesehatan dengan sebenarnya. Aturan-aturan di Mesjid terkait protokol kesehatan juga harus dipatuhi,” tegasnya lebih lanjut.

Di awal pernyataannya, Armaya berharap agar dalam memperingati Isra Miraj hendaknya jangan hanya sekadar seremonial.

Di momen Isra Miraj, Umat Muslim diharapkan benar-benar dapat meneladani Nabi Muhammad SAW dalam kehidupannya sehari-hari.

“Sekarang, kita lihat kebanyakan umat ini sepertinya sudah tidak pernah lagi mempelajari bagaimana sebetulnya kehidupan kita ber-Rasul sehingga untuk melaksanakan atau menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, seakan-akan kita hanya tahu bahwa sembahyang itu adalah aturan agama. Tapi untuk perilaku kehidupan itu sendiri, tidak pernah lagi mempelajari bagaimana Rasul dalam kehidupannya sehari-hari. Baik itu dalam berinteraksi dengan orang lain, melakukan pekerjaan, dan bagaimana seharusnya Muslim itu menunjukkan kepribadiannya sehari-hari,” tuturnya.

Baca Juga:Ini Tanggapan Tokoh Masyarakat Soal Siantar Terlempar dari 10 Besar Kota Paling Toleran di Indonesia

“Terus terang aja, kita sangat miris melihat umat Muslim yang terjebak. Kenapa terjebak, karena dia tidak mengikuti panutannya. Padahal aturan-aturan untuk kehidupan itu sudah dicontohkan oleh Rasul, oleh Nabinya, yaitu Nabi Muhammad SAW. Yang kita lihat sekarang, dia tetap Islam, tapi peri kehidupannya tidak mencerminkan. Bahkan sudah banyak Islam sekuler, tidak mau tahu kiri-kanan atau muka-belakang siapa, disitulah terjadi krisis kebangsaan yang sekarang ini. Kita tidak pernah merasa bahwa kita adalah satu,” sambungnya.

Kota Pematangsiantar, lanjut Armaya, kemarin dinyatakan turun dari 10 besar Kota Toleran. “Meski faktor penurunannya belum begitu jelas, ini harus menjadi bahan introspeksi kepada kita, terlebih kepada umat-umat Nabi Muhammad SAW, kita tunjukkanlah pribadi kita, bagaimana kita seharusnya bermasyarakat, bertetangga walaupun lintas agama dan suku. Karena Nabi pun sudah dicontohkannya di Madinah, dia mengayomi semua agama, dia tidak mengayomi agamanya sendiri. Itu makanya kita harapkan dalam perayaan Isra Miraj, jangan hanya sekadar seremonial saja. Isra Miraj ini adalah perjalanan spritual Nabi menuju Tuhan,” tukasnya.(ferry/hm01)

Related Articles

Latest Articles