2.8 C
New York
Monday, January 13, 2025

KSPM Siantar Diskusi Masa Depan Pendidikan Era Kehidupan Baru, Ungkap ‘Kegamangan’ Menghadapi Pandemi

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Kelompok Studi Pendidikan Merdeka (KSPM) menggelar diskusi publik bertemakan “Masa Depan Pendidikan di Era Kehidupan Baru”. Diskusi digelar dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional.

Diskusi ini menjadi momen bagi pemuda/pemudi Kota Pematangsiantar, agar dapat menerima berbagai paparan dari para pemantik (nara sumber) diskusi serta mengajukan pertanyaan terkait keresahan dari mahasiswa.

Bahkan selama diskusi, diungkap berbagai ‘kegamangan’ di antara kebijakan pelaksanaan pendidikan dengan realisasi atas kebijakan itu sendiri. Ini dialami bagi mereka yang juga menjadi seorang pendidik dalam les privat, hingga hal yang mereka rasakan dalam sistem pembelajaran kampus saat ini.

Baca Juga: SMAN 2 Tebing Tinggi Monitoring Proses Belajar Daring dan Luring untuk Sukseskan Pendidikan di Masa Pandemi

Acara itu dilaksanakan, Minggu (2/5/21), mengundang 6 orang pemantik dan 1 penanggap dengan pandangan menarik yang berbeda-beda.

Pemantik pertama, Drs Daniel H Siregar dari Satgas Covid-19 Kota Pematangsiantar, yang memaparkan tingkat penyebaran Covid-19 yang masih belum kunjung menurun, sehingga untuk membuka kembali sekolah tatap muka masih butuh banyak pertimbangan.

“Tetapi sudah ada simulasi sekolah tatap muka berskala yang dilakukan oleh beberapa sekolah,” paparnya.

Baca Juga: Di Masa Pandemi Covid-19, Sekolah di Siantar Bisa Sesuaikan Kurikulum Pendidikan

Pemantik kedua, Binsar T Gultom, SPd.MSc dari akademisi dan juga dosen di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar.

Kali ini pertanyaan yang dilontarkan moderator terkait pembelajaran online yang masih berjalan sampai saat ini, dan dipertanyakan, apakah dari akademisi sendiri punya kajian terkait metode baru atau masih harus diperpanjang kembali?.

Binsar berpendapat, hal ini telah dicoba untuk dikaji terkait berbagai metode, dan di kampus UHN Pematangsiantar sendiri telah melaksanakan tatap muka bagi mahasiswa semester VI, dalam mata kuliah Microteaching, juga dalam setiap kelas hanya diperbolehkan 15 orang per pertemuan.

Baca Juga: Disdik Siantar Tegaskan, Jadwal Masuk Sekolah Belum Ditetapkan

Sedangkan pemantik ketiga, Suhanto Pakpahan SE.MHan dari DPRD Komisi II Kota Pematangsiantar, berpandangan, hal ini sudah lama dibicarakan dengan pihak pemerintah maupun Dinas Pendidikan, tentang bagaimana pembelajaran yang lebih efektif untuk dilaksanakan ke depan.

Halnya seorang tenaga pendidik di SD Panei Tongah, yang ikut jadi pemantik keempat, mengatakan, sehari-hari telah melaksanakan kegiatan pulang-pergi Siantar-Simalungun untuk memberikan pembelajaran pada anak didiknya, Francius Sipayung.

Ia menjalankan beberapa metode mengajar survive, langsung bertemu dengan anak muridnya, serta memberikan banyak hal di luar pembelajaran hard skill, yaitu pendidikan bagaimana karakter anak harus lebih baik.

Harapannya ke depan, guru dapat lebih meningkatkan inovasi dalam melakukan berbagai metode dalam memberikan pembelajaran bagi anak didiknya.

Halnya pemantik kelima, May Luther Dewanto Sinaga STh, seorang mahasiswa pascasarjana di salah satu kampus di Pematangsiantar, berbicara mewakili pemuda.

Owner Aura Madu itu menyampaikan banyaknya keresahan tentang kejanggalan dari sistem pendidikan yang masih tidak jelas, seperti mengapa pasar atau mall buka, tetapi sekolah tutup.

Ditimpali pemantik keenam, Plt.Kadis Pendidikan Pematangsiantar, Rosmayana Marpaung SPd.MM. Ia menyampaikan paparan terkait pertanyaan May Luther, tentang kebijakan dari pemerintah, khususnya pendidikan.

Kata dia, pemerintah telah memberikan beberapa modul terkait pendampingan kepada orang tua, yang posisinya saat ini menjadi penanggung jawab pendidikan anak lebih besar dari guru.

“Juga sudah ada terobosan terhadap yang kurang mampu, yakni dana BOS dan pembangunan infrastruktur untuk mengatasi pekerja yang non-job juga,” ujarnya.

Penanggap dalam diskusi publik ini adalah Kristian Silitonga SH, seorang pengamat semesta dan bukan lagi pada sektor pendidikan.

Kristian berpesan, bahwa pandemi saat ini sudah memasuki pertengahan kehidupan baru, dan untuk masalah yang seperti ini perlu ada cara-cara baru dan bukan menggunakan pemikiran lama.

Di akhir acara, koordinator KSPM selaku moderator, mengajak seluruh elemen masyarakat, terkhusus kepada pemuda dalam mengabdikan diri, untuk lebih peduli terhadap kualitas pendidikan yang saat ini mengalami degradasi.(ril/hm02)

 

 

Related Articles

Latest Articles