19.8 C
New York
Wednesday, July 3, 2024

Komisi III Perdebatkan Pengadaan CCTV dan WiFi, Astronout: Saya Juga Anggota Dewan Yang Sah di Sini

Siantar | MISTAR.ID-Anggota Komisi III DPRD Kota Pematangsiantar memperdebatkan program pengadaan CCTV dan Wifi yang dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) untuk tahun 2020. Sabtu (16/11/19).

Dijelaskan pihak Diskominfo, pihaknya terpaksa menggeser anggaran pengadaan CCTV ke pengadaan Wifi publik dengan alasan memori server yang sudah hampir penuh, dan mereka masih perlu berkoordinasi dengan pihak Dinas Perhubungan serta pihak Kepolisian.

Selanjutnya, sebagaimana dijelaskan Sekretaris Diskominfo Acai Tagor Sijabat, pengadaan Wifi itu perlu untuk menuju smart city, yang salah satu indikatornya adalah tersedianya akses wifi khususnya di ruang-ruang publik, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menkominfo. Selanjutnya, traffic light juga belum maksimal.

Menanggapi hal itu, Daud Simanjuntak, politisi dari partai Golkar ini menyebutkan pengadaan CCTV di trafficlight yang ada di Kota Pematangsiantar lebih prioritas dibandingkan dengan pengadaan Wifi di lapangan Merdeka (taman bunga) dan lapangan Haji Adam Malik.

“Saya punya istilah, manusia kita disini sudah seperti simpanse. Ditabrak semua, lalu bandingkan angka kecelakaan, lalu lihatlah etika berlalulintas. Hubungannya nanti dengan kegunaannya (CCTV) ini,” tutur Daud yang mengaku setiap pagi mengantarkan anak sekolah, melihat perempuan bonceng tiga dan nampak pahanya.

“Kalau dalam perkara kecil kita tidak setia, jangan harap dalam perkara besar kita setia, gak ada itu. 10 atau 20 tahun yang lalu, masih tabu kita melihat perempuan bonceng tiga nampak pahanya,” ujar Daud yang berharap dengan adanya CCTV di traffic light, para pengendara yang melanggar aturan dapat diingatkan dan kemudian ditilang.

“Wifi, apa tidak bisa lagi kita pikirkan dengan CSR, apa kita harus mengeluarkan dana untuk itu,” ujar Daud yang kemudian menyebutkan bahwa CCTV dapat memantau dan mengatisipasi terjadinya tindak kejahatan. “Kalau sudah ada (CCTV) itu, potensi kita untuk menangkap begal lebih berpeluang,” ujar Daud yang memberikan pendapatnya untuk membuka kerangka berpikir para peserta rapat saat itu.

“Outcome yang dihasilkannya lebih maksimal, penanganan kejahatan, kepatuhan berlalulintas, dan soal bagaimana pembentukan karakter langsung atau tidak langsung bagi warga kota ini agar tidak menjadi tanda kutip kota koboi, bertindak sesuka hati. Yok kita pikirkan, lebih prioritaskan CCTV atau Wifi, saya hanya mau membuka kerangka berpikir kita,” tambah Daud mengakhiri.

Nurlela Sikumbang, anggota Komisi III lainnya, sepakat dengan Daud betapa prioritasnya.

“Kebutuhan CCTV untuk Kota Pematangsiantar sangat mendesak, menurut saya, saya sepakat dengan Pak Daud,” tutur politisi perempuan dari PAN tersebut. Saat itu, Ketua Komisi III, Denny TH Siahaan selaku pimpinan rapat juga mengaku sepakat dengan Daud.

Ada Isu Oknum Anggota DPRD Minta Jasa ke OPD

Menangapi hal itu, anggota Komisi III, Astronout Nainggolan menyebutkan bahwa pihak Diskominfo tidak mengatakan pengadaan CCTV itu tidak penting, tapi Diskominfo masih perlu berkoordinasi dengan pihak Polres dan Dinas Perhubungan. Tadi juga Wifi publik, ada peraturan yang meminta itu.

“Jadi tolong kita pahami, bukan dinas ini bilang (CCTV) itu penting,” ujar Astronout yang kemudian menyinggung keterbatasan anggaran.

“Jadi tolong kita pahami satu per satu. Kalaupun dipasang CCTV di traffic light, CCTV itu tidak akan pernah merubah karakter seseorang. Jadi jangan dilanjut kalimat yang tadi, bingung masyarakat, apalagi ada wartawan, dimasukkan nanti CCTV bisa merubah karakter manusia. CCTV itu hanya membantu memantau dan membantu polisi untuk menindak,” ujar Astronout.

“Saya tidak ada kepentingan apapun di sini, apalagi untuk meminta imbalan jasa ke dinas-dinas ataupun OPD. Yang hadir disini, saya tidak ada kepentingan disini, saya melaksanakan tugas dan saya sudah digaji oleh negara. Berhubungan saya dengar ada isu-isu permintaan dari OPD, saya Astronout Nainggolan, saya tidak masuk diantara itu,” ujar Astronout meninggi sembari berdiri dari tempat duduknya.

Selanjutnya, Frengki Boy Saragih anggota Komisi III lainnya menyampaikan pendapatnya. Apabila kita minta mengadakan CCTV, apakah CCTV itu sudah bisa dipastikan akan beroperasi maksimal, sementara traffic light mati-mati. Jangan ujuk-ujuk kita pasangi CCTV tapi mati terus, apa gunanya. Jadi kita bagusilah dulu traffic light, setelah sudah bagus memakai solar cell, baru kita pasang CCTV,” ujarnya menyarankan.

Namun, menurut Dedy Putra Manihuruk anggota Komisi III lainnya, pemasangan CCTV tetap sangat penting. Usai Dedy, Daud kembali interupsi, dan menyampaikan bahwa ia menyampaikan pendapatnya tadi adalah untuk membuka cakrawala berpikir mengenai urgensinya CCTV dibanding dengan Wifi publik.

Dari sini, perdebatan semakin memuncak, ketika Astronout interupsi, namun menurut Daud, pertanyaannya soal CSR belum dijawab, sehingga ia meminta pimpinan rapat untuk memberikan kesempatan kepada Diskominfo untuk menjawab pertanyaannya soal pengadaan Wifi dengan CSR dari provider jasa layanan telekomunikasi seperti Telkomsel. Namun Astronout menyergahnya.

Astronout: “Saya Juga Anggota Dewan Yang Sah Disini”

“Saya juga anggota dewan yang sah disini,” ujar Astronout. Mendengar itu, Daud mempersilahkan Astronout menyampaikan pendapatnya. “Mohon ijin pak, sebenarnya saya memahami alur yang bapak jelaskan. Pertama, bapak minta pergeseran ini oleh sebab server bapak yang sudah full, kalau servernya ditambahi lagi aplikasi CCTV itu, mampus atau tidak (servernya) pak,” tanya Astronout kepada pihak Diskominfo.

“Kemudian, saya dengar tadi bapak bilang CCTV itu perlu, tapi kordinasi sama Polisi dan Dishub masih perlu. Penananganannya di siapa. Inikan masalah penanganannya di siapa, supaya tugasnya tidak tumpang tindih. Tadi saya dengar adalah program nasional menuju smart city, mengenai wifi. Sebenarnya saya secara pribadi tidak menganggap itu perlu, wifi itu,” tutur Astronout yang mengungkapkan bahwa efisiensi pegawai Tenaga Harian Lepas (THL) lebih perlu daripada perdebatan tentang CCTV dan Wifi.

Namun, meski merasa bahwa perdebatan CCTV dan Wifi itu tidak perlu, namun kemudian Astronout kembali meminta kepada pihak Diskominfo untuk menjelaskan bagaimana pergeseran pengadaan CCTV ke pengadaan Wifi.

Belakangan Imanuel Lingga, yang merasa CCTV penting, interupsi. Menurutnya, pengadaan CCTV itu adalah untuk tahun 2020, sehingga pihak Diskominfo masih punya waktu untuk berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan Dinas Perhubungan sebelum pengadaan CCTV.

Berdasarkan pantauan, hingga perdebatan CCTV dan Wifi itu selesai, belum ada keputusan yang jelas apakah pengadaan CCTV atau Wifi yang lebih diutamakan oleh Diskominfo.(hm02)

Penulis : Ferry Napitupulu

Editor : Herman Maris

Related Articles

Latest Articles