23.4 C
New York
Monday, April 29, 2024

Kerumunan Siswa Pulang Sekolah, Cabdisdik Siantar: Kami Akan Evaluasi

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Saat sekolah diizinkan menggelar pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), pemerintah daerah masing-masing selalu ditekankan memfasilitasi kesiapan protokol kesehatan untuk keselamatan dan keamanan siswa.

Mulai dari semua guru telah divaksin Covid-19, anak dipantau mulai dari rumah ke sekolah hingga kembali ke rumah lagi dalam kondisi aman. Seharusnya, pihak sekolah harus mewanti-wanti untuk mewaspadai potensi kerumunan siswa. Terutama meninggalkan halaman sekolah saat jam pulang.

Amatan mistar.id di beberapa titik lokasi di Kota Pematangsiantar, jarak satu sekolah dengan sekolah lain sangat dekat. Sehingga, ketika jam pembelajaran berakhir, seluruh siswa bersamaan bertemu hingga menimbulkan kerumunan. Salah satunya, di persimpangan Jalan Singosari dan Jalan Bali. Terdapat SMA, SMK Teladan dan SMK Negeri 1 Pematangsiantar.

Baca Juga:Jelang PTM, Sopir Angkutan di Medan Mulai Divaksin

Ketika dikonfirmasi hal tersebut pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara melalui cabang Dinas (Cabdis) di Siantar, sangat menyayangkan kejadian tersebut. Pasalnya, sebelum pelaksanaan PTM terbatas dimulai, seluruh sekolah di bawah naungan Dinas Pendidikan Sumatera Utara sudah melakukan simulasi. Salah satunya, mewaspadai potensi kerumunan siswa ketika meninggalkan sekolah masing-masing.

“Kami akan hubungi kepsek serta evaluasi sekolah itu. Soalnya, kami sudah tegaskan untuk menugaskan di titik tadi. Mengantisipasi siswa sebelum dan setelah belajar agar dilarang berkerumun untuk mencegah terjadinya penyebaran virus corona,” tegas Kasi SMA dan PK Drs Hamonangan Aruan ketika ditemui di ruang kerjanya, Jumat (8/10/21).

Dia meminta sekolah-sekolah untuk mengatur jam pulang supaya tidak terjadi kerumunan. Dengan catatan siswa harus pulang langsung ke rumah tanpa harus mampir ke sana kemari.

Baca Juga:Bupati Simalungun Hadiri Puncak Kegiatan HUT TNI di Korem 022/PT

Aruan juga menekankan pada tiap-tiap sekolah supaya mampu menerapkan mekanisme pengaturan para pelajar ketika jam pulang. Skema pelaksanaan PTM terbatas yang sudah ditetapkan diminta benar-benar diterapkan untuk mencegah kerumunan.

“Kami akan melakukan evaluasi dan bertindak secepatnya. Upaya kami mungkin terhadap jadwal jam belajar mengajar siswa dan guru antar sekolah di lokasi yang sama, akan dibuat berbeda supaya tidak terjadi kerumunan massa usai jam pembelajaran. Atau bisa jadi, sekolah dibuat selang-seling,” jelasnya.

“Sebab PTM digelar masih dalam kondisi pandemi virus corona. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyebaran kasus virus corona di sekolah sebagai klaster baru,” kata Aruan.

Aruan akan menegaskan lagi pada seluruh sekolah untuk aktif memperhatikan protokol kesehatan (prokes) yang baik serta pengawasan yang ketat. SOP yang telah disusun pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan di masa pandemi, tidak boleh lengah. (yetty/hm12)

Related Articles

Latest Articles