15.2 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Jelang Tahun Baru di Tengah Pandemi, Pedagang Musiman Sepi Pembeli

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Setiap menjelang libur Natal dan Tahun Baru, pedagang musiman mulai bermunculan di sejumlah tempat umum, seperti pasar, taman, maupun jalan raya.

Seperti halnya di area Taman Lapangan Merdeka yang berada persis di depan Kantor Wali Kota Pematangsiantar. Menjelang Natal kemarin, tidak sedikit bermunculan para pedagang yang menjajakan berbagai makanan, minuman, bahkan menyediakan berbagai sarana permainan anak-anak, seperti motor-motoran remot, lukis-melukis dan lainnya.

Ramainya para pedagang musiman kali ini, ternyata hasilnya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Beberapa pedagang yang dijumlai mengakui, usaha mereka terdampak pandemi Covid-19, dikaernakan perekonomian masyarakat banyak yang terpuruk, sehiingga daya beli turun drastis.

Baca Juga: Aduuuh! Sampah di Inti Kota Siantar Dibiarkan Menumpuk dari Pagi Hingga Sore

Keadaan itu diperparah musim hujan yang hampir turun setiap hari, membuat para konsumen cepat pulang dan bubar dari arena permainan anak.

“Jauh sekali pendapat di tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Biasanya, minuman yang kujual bisa laku sampai 5 karton. Sekarang, habis satu karton saja sudah syukur,” ujar Rafael Silalahi, pedagang minuman air mineral dan tisu di Lapangan Merdeka, Minggu (27/12/20).

Lanjutnya, area taman tersebut paling banyak dikunjungi masyarakat jika ada momen hari besar, apalagi saat menjelang Natal atau hari perayaan lainnya, jumlah pengunjung bisa mencapai ribuan orang yang datang silih berganti.

Baca Juga: Libur Natal, Sampah di Siantar Naik 90 Ton Per Hari

“Banyak orang yang tidak pulang kampung, jadi mereka tidak ingin susah-susah keluar kota. Mereka memilih berwisata dengan duduk-duduk sambil makan dan minum di taman ini. Momen beginilah yang kami tunggu- tunggu,” imbuhnya.

Sayangnya, sambung Rafael, rencana yang sudah dipersiapkan jauh hari menjelang Natal dan tahun baru, terpaksa hanya isapan jempol saja. Pendapatan para pedagang musiman itu drastis sangat merosot.

Pengakuan para pedagang, biasanya omset yang didapatnya bisa mencapai Rp300 hingga Rp400 ribu per hari, tapi sekarang hanya bisa memperoleh Rp50 hinga Rp100 ribu per hari.

Baca Juga: Pedagang Rumah Makanan Khas Batak Mengeluh di Samosir

Hal serupa dirasakan pedagang makanan yang sudah memiliki tempat dagangan yang disediakan pemerintah di area tersebut.

Pedagang yang minta namanya tidak ditulis mengakui, pendapatannya menurun sekali hingga 60%. Biasanya, liburan ataupun hari-hari besar nasional maupun hari raya, beras untuk dimasak yang akan dijual bisa mencapai 30 Kg.

“Sekarang, jauh kalilah, terjual 10 kilogram aja sudah luar biasa menurutku. Mau berapa lagi untung, terpaksalah kupulangkan anggotaku gak lagi kerja, tak sanggup aku bayar gajinya,” tuturnya.

Tadinya wanita itu berharap, keuntungan bisa melimpah ruah di hari raya Natal, ternyata pendapatannya masih sama seperti hari sebelum pandemi Covid-19 ini. Apalagi cuaca yang terus diguyur hujan. Dan pembeli setiap saat terus berkurang.

Hal yang sama dikeluhkan oleh pedagang lain Maman, ia mengaku perbandingan omset pendapatan tahun lalu dan tahun ini merosot mencapai 50 persen.

Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat ini mengaku sudah 3 tahun tinggal di Kota Pematangsiantar jualan makanan bernama ‘cilok’.

“Sejak beberapa bulan terakhir, saya tidak bisa lagi mengirim uang ke kampung. Penjualan sangat turun sekali. Udah lima bulan ini saya tidak kirim uang ke kampung,” kata pria itu dengan dialek sundanya yang khas.

Meski ada kekhawatiran, namun para pedagang meyakini mendekati akhir tahun ini, akan ada peningkatan pembelian, meski jauh di banding tahun lalu.(yetty/hm02)

 

 

 

 

Related Articles

Latest Articles