17.2 C
New York
Sunday, September 29, 2024

Harga Singkong Rp 1.400 Per Kilogram di Simalungun

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Sejumlah wilayah di Kabupaten Simalungun dan sebagian Pematang Siantar, merupakan penghasil singkong atau ubi kayu. Antusias masyarakat menanam singkong karena tak butuh modal besar dan perawatannya juga sangat mudah.

Selain itu, harganya relatif menguntungkan dan menjualnya saat panen juga tak sulit. Selain kebutuhan warga untuk dijual di pasar-pasar tradisional sebagai bahan pangan alternatif, dalam jumlah besar pun banyak perusahaan yang menampung.

Salah satunya adalah PT.Bumi Sari Prima di Pematang Siantar, yang membutuhkan rata-rata per harinya sekitar 80 ton singkong untuk diolah sebagai bahan tepung tapioka.

Saat ini, menurut Humas perusahaan tersebut, Herbert Purba, harga singkong mereka beli sebesar Rp 1.400 per Kg.

Baca juga: Petani Singkong di Simalungun Keluhkan Kelangkaan Pupuk Bersubsidi, Jenis Non Subsidi Mahal

“Kabupaten Simalungun termasuk pemasok ubi terbesar ke pihak kita. Ada juga sebagian dari Pematang Siantar,” kata Herbet Purba saat ditemui mistar.id di ruang kerjanya, Kamis (27/7/23).

Ia menjelaskan, perusahaannya sejak lama bermitra atau melakukan kontrak dengan beberapa lapak untuk mendapatkan bahan baku singkong. Perusahaan ini juga menerima langsung bahan baku singkong dari petani.

“Petani bisa langsung menjual sendiri singkongnya ke sini, dengan syarat setuju dengan harga yang ditentukan. Kami juga bemitra dengan agen pengepul ubi. Kami menerima siapa saja yang menjual singkongnya ke sini dengan harga yang sudah ditetapkan. Namun jika tidak sepakat, kami persilahkan untuk menjualnya ke perusahaan lain,” kata Herbet.

Ia mengungkapkan, setiap hari perusahaannya bisa menampung kurang lebih 80 ton singkong, dengan bahan baku sebanyak itu, tepung tapioka yang bisa diproduksi kurang lebih mencapai 40 ton.

Baca juga: Prabowo Perkenalkan Singkong di Forum Pangan Dunia, Bisa Jadi Penyelamat

Ia melanjutkan, produksi tepung tapioka yang mereka produksi dikirim ke seluruh pasar-pasar tradisional maupun toko-toko yang ada di wilayah Sumatera utara (Sumut).

“Bahkan tepung tapioka milik kita sudah sampai pengirimannya ke luar negeri seperti Taiwan. Namun tergantung permintaan dari pihak mereka seberapa banyak yang akan dikirim,” ujarnya.

Tidak stabilnya harga singkong di tingkat petani, katanya, karena singkong atau ubi kayu bukan barang yang harganya dikendalikan pemerintah seperti beras, gula, minyak goreng yang sudah diatur berapa harga eceran tertinggi yang boleh dijual.

Baca juga: Singkong Beku Indonesia jadi Pangan Lokal Mendunia

“Kita terus berupaya untuk menetapkan angka refraksi yang lebih objektif. Karena memang ubi kayu merupakan barang yang tidak dikendalikan harganya oleh pemerintah,” katanya. (Abdi/hm20)

Related Articles

Latest Articles