19.4 C
New York
Tuesday, August 13, 2024

Finalisasi Nasib PD PAUS Segera Ditentukan, Pemko Siantar Anggarkan Dana Audit

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pemko Pematangsiantar segera menggandeng tim akuntan publik untuk menentukan nasib Perusahaan Daerah Pembangunan dan Aneka Usaha (PD PAUS). Selama 5 tahun perusahaan itu tidak lagi mendapat kucuran dana.

Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian dan SDM Sekretariat Daerah, Sari Dewi Damanik mengatakan, pihaknya tengah menyusun anggaran untuk ditampung dalam Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (P-APBD) Tahun 2024.

Sari tidak secara gamblang menyebut PD PAUS bakal dibubarkan. Ia hanya menyampaikan, jika semua keputusan berada di tangan Wali Kota Susanti Dewayani sebagai Kuasa Pemegang Modal (KPM).

Baca juga:PD PAUS, Antara Hidup Segan Mati Tak Mau, Direksi Enggan Hengkang

“Tidak bisa juga langsung kita bilang dibubarkan. Nanti kita lihat dulu hasil audit tim akuntan publik, setelah itu baru bisa ditentukan setelah keluar hasil,” kata Sari, pada Selasa (13/8/24).

Diterangkannya, membubarkan perusahaan daerah membutuhkan proses yang cukup panjang. Sebab pembentukannya melalui Peraturan Daerah (Perda) kesepakatan Pemko dengan DPRD Pematangsiantar.

Di mana pembentukan perusahaan tersebut melalui Perda Nomor 1 Tahun 2014 bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat, dan memberikan lowongan pekerjaan justru tak terealisasi.

Sekedar diketahui, kerusakan di tubuh PD PAUS sejak dipimpin Herowhin Sinaga yang terjerat 2 kasus korupsi, pengadaan ATK serta perabotan perusahaan tahun 2014 senilai Rp 215 juta dan kredit macet Bank Tabungan Negara (BTN) Rp 1,3 miliar.

Baca juga:Anggota DPRD Siantar Sebut PD PAUS Dipertahankan Tanpa Kepastian

Modusnya Herowhin meminta calon pegawai melakukan peminjaman di BTN, dengan perjanjian bakal dibayarkan PD PAUS. Namun selang beberapa lama, hutang itu tak dapat dilunaskan.

Kini PD PAUS dipimpin Hery Silitonga, rangkap jabatan sebagai Dewan Pengawas (Dewas) dan Plt Direktur Utama (Dirut) dan hanya membawahi 11 orang karyawan. Gaji mereka hanya berasal dari kutipan kios Pajak Hong, Jalan Wandelvat, serta kios eks Terminal Sukadame.

Hery, kepada mistar.id mengaku, perusahaan juga tengah menjual buku untuk menambah keuangan. Buku sebanyak hampir 17 ribu itu didapat dari hasil pengadaan pada tahun 2020 silam.

“Sampai sekarang baru 3.000 yang terjual,” ucapnya. (gideon/hm16)

Related Articles

Latest Articles