23.1 C
New York
Thursday, May 2, 2024

BPBD Kota Siantar Ingatkan Warga Waspada Bencana Alam

Pematangsiantar, MISTAR.ID
Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Pematangsiantar ingatkan masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan bencana banjir dan luapan air sungai, menyusul masuknya musim penghujan.

“Peringatan kewaspadaan itu guna mengurangi risiko bencana alam. Kita imbau kepada masyarakat Kota Siantar agar selalu waspada, karena saat ini masuk musim penghujan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Pematangsiantar Sofian Purba saat dihubungi, Selasa (2/11/21).

Diterangkan Sofian Purba, perlu untuk dipastikan, bahwa selokan atau parit yang berada di sekitar rumah agar dibersihkan dari sampah, supaya ketika turun hujan air tidak meluap dan menggenangai rumah warga.

Baca Juga:BMKG: November Puncak Curah Hujan di Sumut

“Kalau untuk lokasi banjir tidak terlalu. Palingan ada beberapa titik genangan air yang terjadi di kala hujan turun akibat drainase yang buruk, seperti sumbat akibat sampah,” ujarnya.

Tak pelak, Sofian Purba juga sampaikan bahwa untuk masyarakat yang mengalami musibah bencana alamam dapat menghubingi Call Center BPBD Pematangsiantar dengan nomor 082262173370.

Di Kota Pematangsiantar sendiri, terdapat beberapa titik lokasi yang menjadi genangan air di kala hujan turun yakni di Jalan Parapat, Jalan Medan, Jalan Patuan Nagari. Lokasi tersebut harus diwaspadai pengendara yang melintas.

Baca Juga:Curah Hujan Tinggi, Warga Siantar Diimbau Waspada Bencana Longsor

Sekadar diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah I Medan menyebutkan, puncak curah hujan di Sumatera Utara (Sumut) akan terjadi pada Oktober-November 2021.

Kepala BMKG Wilayah I Medan Hartanto mengatakan, berdasarkan pengamatan pada bulan Oktober dan November, di Sumut merupakan puncak curah hujan dengan intensitas sedang dan deras.

“Untuk itu, kami mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrim, yang dapat menyebabkan genangan genangan air, luapan air sungai, ataupun longsor di wilayah dataran tinggi,” ujarnya, Senin (1/11/21).

Baca Juga:Curah Hujan Ekstrem, Jokowi Ingatkan Masyarakat Waspada Banjir dan Tanah Longsor

Hartanto menjelaskan, cuaca ekstrim belakangan ini disebabkan oleh adanya daerah pusat tekanan rendah (LOW) di wilayah Samudera Hindia, Barat Laut dan Barat Daya Pulau Sumatera yang menyebabkan wilayah Sumatera bagian Utara termasuk Sumut terkena convergence.

“Alhasil, terjadi penumpukan massa udara basah yang menyebabkan pertumbuhan awan awan konvektif cukup signifikan,” ungkapnya.(hamzah/hm10)

Related Articles

Latest Articles