21 C
New York
Friday, May 3, 2024

Damkar Siantar Maksimalkan yang Minim, Kabid: Kita Sangat Beruntung ada STTC

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Memiliki 5 unit mobil pemadam kebakaran (Damkar) dan 28 personil yang siaga selama 24 jam setiap harinya, pasukan Damkar Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar sepertinya belum bisa bekerja maksimal untuk wilayah seluas Kota Pematangsiantar yang terdiri dari 8 kecamatan.

Menurut Kabid Damkar, Josua Haloho didampingi Kasi Ops Damkar, Remaja Ginting menyebutkan idealnya, 1 unit Damkar diposisikan untuk melayani 1 kecamatan. Sehingga 5 unit mobil Damkar yang dimiliki saat ini tak bisa optimal melayani seluruh wilayah.

“Belum cukup, idealnya 1 armada untuk 1 kecamatan,” ujar Josua. Dia juga menyebutkan tandon atau pos penampungan air perlu ditambah. Saat ini hanya ada 1 pos penampungan air. Menurutnya, kalau di renja (rencana kerja) minimal 4 pos tempat stand by armada dan personil jadi perlu ditambah 3 pos lagi yaitu Siantar Utara, Sitalasari dan Siantar Timur.

Dengan adanya pos tersebut, kata Josua, pasukan Damkar yang sudah stand by bisa lebih cepat tiba di lokasi kejadian, sembari menunggu back up armada lainnya datang. Dengan demikian, katanya tidak perlu lagi diteriaki karena sering terlambat. Pesatnya perkembangan kota saat ini, katanya sudah saatnya Pemko memiliki mobil Damkar skylift mobil Damkar yang memiliki tangga untuk menjangkau gedung bertingkat.

Menurutnya, pihaknya sudah pernah menyampaikan skylift tersebut kepada DPRD Siantar, tapi karena keterbatasan anggaran Pemko, belum bisa direalisasikan. Karena memang, Skylift yang paling murah Rp2,3 miliar dengan jangkauan setinggi 17 meter. Parahnya lagi, dari ke 5 unit mobil Damkar yang ada itu hanya 2 standar. Sementara 3 lainnya harus diperbaiki setiap kali bergerak.

”Masih ada Damkar kita tahun 2000, meskipun memang ada juga yang tahun 2014. Harapan kita memang, diremajakanlah armada Damkar ini supaya tidak habis-habis di biaya perawatan, serta bisa maksimal melakukan pemadaman kebakaran,” ujar Josua. Selain itu seragam saat melakukan pemadaman seperti helm, baju dan sepatu tahan api sudah tak sesuai dengan jumlah personil.

Menurutnya, seragam layak pakai hanya ada 10 buah, padahal semua personil stand by 24 jam tiap hari sebanyak 28 orang. Karena itu, pihaknya sangat memaklumi keterbatasan anggaran sehingga memenuhi puding personil yang stand by belum terpenuhi. Dengan kondisi saat ini, katanya artinya pihaknya harus bisa memaksimalkan yang minim.

Jujur saja, katanya sebenarnya pihaknya sangat beruntung ada pihak swasta, yaitu STTC yang memiliki armada Damkar yang tergolong memiliki peralatan yang memadai. Dia pun mengatakan sangat salah bila ada persepsi masyarakat yang menyebutkan bahwa tidak boleh Damkar STTC terlebih dahulu berada di lokasi kebakaran. Belakangan ini, lanjutnya pihaknya sudah selalu berkordinasi dengan STTC.

“Armadanya itu sudah sangat bagus, hanya anggota (personil)-nya yang perlu lebih diintensifkan untuk mengkuti pelatihan-pelatihan penanaganan kebakaran. Dan untuk ini, sudah direncanakan untuk latihan bersama agar ke depannya juga bisa lebih terkordinir dalam penanganan kebakaran, ketika di titik tertentu sudah ada Damkar STTC, kita bisa ke titik api yang lainnya. Mudah-mudahan latihan bersama itu bisa terealisasi,” tandasnya.

Reporter: Ferry Napitupulu

Editor: Jelita

Related Articles

Latest Articles