10.7 C
New York
Friday, April 26, 2024

Jenazah Nano Riantiarno Akan Dimakamkan di Bogor

Jakarta, MISTAR.ID

Kabar duka menimpa dunia seni teater Indonesia. Aktor sekaligus pendiri Teater Koma, Norbertus Riantiarno atau akrab dikenal dengan nama Nano Riantiarno meninggal dunia pada Jumat (20/1/23) pukul 06.58 WIB di kediaman pribadinya kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.

Sepanjang kariernya sebagai dramawan, Nano Riantiarno meninggalkan banyak karya untuk dikenang. Salah satunya pementasan Opera Kecoa yang pernah dilarang pentas hingga Sampek Engtay yang menerima Rekor MURI.

Setelah disemayamkan kemarin dan dihadiri banyak pelayat, rencananya jenazah Nano Riantiarno bakal dimakamkan di Taman Pemakaman Giri Tama, Desa Tonjong, kecamatan Kemang, Bogor, Jawa Barat.

Baca juga: Tokoh Teater Indonesia, Nano Riantiarno Meninggal Dunia

“Iya, akan dimakamkan di Taman Pemakaman Giri Tama, Bogor, Jawa Barat, sekitar pukul 12.00 WIB siang,” tutur putra sulung Nano dan Rangga Riantiarno, Rangga Bhuana, ketika diwawancarai media.

Rangga menuturkan lokasi pemakaman sudah diputuskan pihak keluarga setelah berembug. Di lokasi pemakaman itu pula, terdapat makam kedua orang tua Ratna Riantiarno.

Penggawa Teater Koma itu meninggal di usia 73 tahun. Sebelum meninggal, sejak 4 tahun terakhir Nano Riantiarno mengalami pembengkakan di bagian paha kiri. Pada 8 November 2022, diangkatlah tumor tersebut.

Awal Desember, Nano Riantiarno semakin mengalami sesak napas dan sering batuk-batuk. Diduga ada cairan yang menumpuk di bagian paru-parunya. Sutradara Mahabharata itu menceritakan setelah diangkat bagian tumornya, Nano menjalani rawat inap di RS Kanker Dharmais.

“Diambil cairan paru-paru, itu yang bikin sesak napas. Dari tanggal 27 (Desember), kami gantian berjaga sampai akhirnya pulang Senin kemarin,” sambungnya.

Baca juga: Aminah Cendrakasih, Pemeran Mak Nyak ‘Si Doel Anak Sekolahan’ Meninggal Dunia

Setelah Senin (16/1/23) awal pekan ini, kondisi kesehatan Nano Riantiarno terus menurun. “Kalau dibilang sakit ada, karena kelamaan berbaring. Bagian bokongnya agak sakit, lecet,” kata Rangga.

Saat itu, dokter di RS Kanker Dharmais memperbolehkan Nano pulang dan menjalani rawat jalan asalkan tetap membawa selang untuk mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan hal itu membantunya.

“Ya pada akhirnya paru-paru napasnya jelek, jadi sulit juga karena bergerak di kasur cukup sulit,” pungkasnya. (detik/hm09)

Related Articles

Latest Articles