15.4 C
New York
Wednesday, October 9, 2024

Perempuan Melek Politik 2024, PWNA Sumut Gelar Seminar Nasional

Medan, MISTAR.ID

Pengurus Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Provinsi Sumatera Utara menggelar seminar nasional perempuan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Aula Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), pada Sabtu (23/9/23).

Seminar ini digelar mengusung tema ‘Meneropong Keterwakilan Perempuan dalam Pemilu 2024’, dengan narasumber perwakilan partai politik (parpol), Siar Anggretta, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Sumut, Ira Wirtati dan Akademisi, Yurisna Tanjung.

Demi menyongsong peran perempuan dalam dunia politik, menjadi tujuan diadakannya seminar tersebut.

Baca juga: Pengamat: Pemilih Pemula di Simalungun harus Melek Politik dan Money Politic Jadi Perhatian

Ketua PWNA Sumut, Ristia Ningrum mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk membuka wawasan bagi perempuan-perempuan muda. “Terkhusus bagi kader Muhammadiyah untuk melek pada dunia politik,” katanya saat diwawancarai mistar.id.

Acara diisi berbagai perspektif mengenai tolak ukur peran perempuan dalam Pemilu mendatang. Banyak permasalahan yang dihadapi perempuan, sehingga minim keikutsertaannya menjadi pemimpin.

Siar Anggretta mengatakan, banyak wacana defisit politik gender dalam pemilu.

“Terdapat 3 wacana defisit dalam politik gender, yaitu kesenjangan perempuan dan laki-laki. Kedua, budaya patriarki dan perempuan sebagai objek,” sebut Siar dalam menyampaikan materinya.

Baca juga: Cari Perempuan Tangguh Jadi Caleg, DP3AKB Sumut Akan Lakukan Pelatihan Pendidikan Politik

Faktor tersebut membuat perempuan kesulitan untuk terjun ke dunia politik. Walaupun menurut Undang-Undang (UU) Partai Politik Nomor 20 tahun 2011, perempuan sudah diberikan ruang 30 persen untuk masuk ke dalam politik.

Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Sumut, Ira Wirtati juga menambahkan, tentang peran perempuan pada Pemilu.

“Peran perempuan dalam Pemilu sebenarnya sama dengan laki-laki, ingin menjadi aktor utama atau hanya sebagai faktor pendukung,” paparnya.

Ira menyebutkan, aktor utama perempuan dalam Pemilu adalah sebagai pemilih, peserta dan penyelenggara. Sedangkan aktor pendukung meliputi pemerintahan, DPR, Kepolisian, Kejaksaan, media massa ataupun pemantau.

Baca juga: Gelar Pendidikan Politik Bagi Masyarakat, ini Pesan Bupati Toba

Pemilu pastinya tidak lepas dari bentuk kampanye. Yurisna menambahkan, terkait strategi seperti apa yang harus digunakan untuk Pemilu, terkhusus bagi perempuan.

“Perempuan harus mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang akan dirasakan, baik dari segi sosial maupun finansial,” jelasnya.

Seminar ditutup dengan closing statement dari para narasumber, mengajak dan memberi semangat bagi para perempuan untuk mulai terjun dalam dunia politik. (dinda/hm16)

Related Articles

Latest Articles