14.9 C
New York
Sunday, September 8, 2024

IOC Respons Petinju Dituding Transgender Tampil di Olimpiade Paris

Paris, MISTAR.ID

Pernyataan resmi disampaikan Komite Olimpiade Internasional (IOC) perihal keberadaan petinju yang dituduh transgender dalam kategori wanita di Olimpiade Paris 2024.

Petinju itu adalah Imane Khelif dari Aljazair dan Lin Yu Ting dari Taiwan. Sorotan tajam perihal keberadaan petinju yang dituding transgender itu muncul usai Khelif meraih kemenangan atas petinju Italia, Angela Carini dalam pertarungan berdurasi 46 detik, pada Kamis (1/8/24).

Di pertandingan babak 16 besar kelas 66 kilogram wanita itu, Carini memutuskan mundur usai menerima pukulan straight yang telak dari Khelif.

Baca juga:Bakal Duel dengan Petinju Muda, Mike Tyson Tetap Sangar?

Banyak yang menganggap kemenangan itu menodai nilai luhur Olimpiade, sebab menyebabkan perempuan berada dalam ancaman.

IOC melalui pernyataannya menyatakan setiap orang mempunyai hak untuk berolahraga tanpa diskriminasi.

Organisasi yang berkantor di Swiss dan memiliki hak menggelar ajang Olimpiade tiap 4 tahun sekali itu menekankan seluruh atlet yang tampil di Paris tahun ini telah memenuhi syarat.

“Seluruh atlet yang berpartisipasi dalam turnamen tinju Olimpiade Paris 2024 mematuhi regulasi kelayakan dan pendaftaran kompetisi, serta semua peraturan medis yang berlaku dan ditetapkan oleh Unit Tinju Paris 2024 (PBU). Seperti pada kompetisi tinju Olimpiade sebelumnya, jenis kelamin dan umur atlet sesuai pada paspor mereka,” kata IOC dalam keterangan resminya.

Baca juga:Ini Sosok Petinju Kelas Ringan Dunia yang Belum Terkalahkan

Imane Khelif maupun Lin Yu Ting dinilai IOC terlahir sebagai perempuan. IOC menilai, ada kesalahan informasi soal keduanya menyangkut keputusan Asosiasi Tinju Internasional (IBA) yang melarang tampil dalam Kejuaraan Tinju Dunia 2023.

Kala itu keduanya tidak dapat bertarung, sebab gagal dalam tes kelayakan gender. IBA ketika itu menekankan atlet dengan kromosom XY atau kromosom laki-laki tak boleh tampil di kategori wanita.

“Kedua atlet ini sebagai korban keputusan mendadak dan sewenang-wenang oleh IBA. Menjelang selesainya Kejuaraan Dunia IBA pada 2023 mereka tiba-tiba didiskualifikasi tanpa proses hukum,” kata IOC.

Sebelumnya IOC sudah mencabut pengakuan internasional IBA pada 2023 terkait masalah tata kelola dan keuangan, sehingga mengambil alih olahraga tinju di Olimpiade dari IBA, serta mengadopsi aturan yang ditetapkan pada Olimpiade sebelumnya.

Baca juga:Hebi Marapu Kantongi Dua Gelar Usai Kandaskan Petinju Thailand

IOC pun menyatakan komitmen melindungi hak asasi seluruh atlet yang berpartisipasi dalam Olimpiade berdasarkan piagam Olimpiade, kode etik IOC, dan kerangka strategis IOC tentang Hak Asasi Manusia (HAM). (cnn/hm16)

Related Articles

Latest Articles