“Persiapan sekitar 3 bulan latihan di Jepara. Latihannya setiap hari, sih, (selama) 3 bulan itu setiap hari (latihan), cuma hari Minggu off (libur latihan),” ujarnya.
Menurutnya, dalam pertandingan ini, pesaing terkuat berasal dari kontingen Sumsel dan Jatim. Meskipun, mereka tak berhasil meraih medali.
“(Saingan yang kuat) Sumsel sama Jatim, tapi semua juga kencang-kencang, sih, tapi yang mendominasi Sumsel sama Jatim,” ucapnya.
Ia pun mengungkapkan bahwa pada ajang PON ini lebih menegangkan daripada Asian Games tahun 2022 di China lalu. Sebab, capaian emas menjadi target utama, setelah sukses raih emas di Asian Games.
“Kalau saya pribadi lebih tegangan PON ini (dibandingkan Asian Games). Soalnyakan di Asian Games sudah dapat medali emas, pasti atasan (memberikan) target (emas),” terang Amellya.
Baca juga:Â Samuel Marbun Peluk Erat Sang Ayah Usai Raih Medali Emas PON
Setelah PON ini, dia pun langsung membidik prestasi di ajang Sea Games tahun 2025 di Thailand. Amellya berharap dapat kembali mendulang prestasi gemilang di event olahraga se-Asia Tenggara itu.
“Target paling dekat Sea Games di Thailand tahun depan. (Harapan di event tersebut) bisa mempertahankan prestasi ini,” tuturnya.
Tak sampai situ, Amellya pun menceritakan awal mula dirinya menggemari olahraga balap sepeda BMX ini hingga akhirnya menjadi atlet profesional seperti saat ini.
“Dari umur 7 tahun dulu di depan ada track-nya, cuma pengin saja, iseng-iseng. (Track-nya) punya daerah, (saya) diajak sama pelatihnya,” jelasnya. (deddy/hm25)
