Saturday, March 22, 2025
home_banner_first
TAPANULI BAGIAN UTARA

Bunuh Diri karena Kuliah Tak Direstui walau Lolos SNBP, Pelajar di Toba Ini Dikenal Kutu Buku

journalist-avatar-top
Sabtu, 22 Maret 2025 18.53
bunuh_diri_karena_kuliah_tak_direstui_walau_lolos_snbp_pelajar_di_toba_ini_dikenal_kutu_buku

Guru dan kawan-kawan KS melayat ke rumah duka. (Foto: Nimrot/Mistar)

news_banner

Toba, MISTAR.ID

Impian untuk kuliah kandas ketika orang tua tak merestui. Padahal dia telah lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) di Politeknik Negeri Manado, Sulawesi Utara, jurusan elektro. Remaja berinisial KS, 19 tahun, pelajar salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta di Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba, inipun bunuh diri. Dia dikenal pendiam dan kutu buku. Dia juga selalu masuk juara tiga besar di sekolah.

Informasi yang dirangkum wartawan Mistar dari masyarakat dan teman sekolahnya, KS dikenal pendiam dan merupakan salah satu siswa terbaik di sekolahnya. Dia tidak pernah membuat masalah dan selalu menyendiri bertemankan buku pelajaran.

Menurut salah satu teman sekolahnya yang enggan disebutkan namanya, KS merupakan siswa yang baik di sekolah dan tidak pernah melakukan kesalahan dan mengganggu teman lainnya. KS termasuk siswa yang disiplin dan taat aturan yang diterapkan sekolah.

"Dia jarang bergabung dengan teman-teman saat istirahat jam pelajaran. Lebih memilih menyendiri bertemankan buku pelajaran. Bisa dibilang serius menimba ilmu pengetahuan," ujar temannya.

Terpisah, beberapa tetangganya mengatakan sangat bangga dengan kepribadian yang dimiliki anak tersebut. Selain dikenal anak yang pintar, juga penurut, dan tidak pernah berkeliaran di luar seperti anak remaja sekarang.

Menurut warga Desa Bius Gu Barat, Kecamatan Parmaksian, anak tersebut setiap pulang sekolah langsung menuju rumah. Dia menghabiskan waktu bergelut dengan buku pelajaran, seperti mengulang pelajaran yang dipelajari di sekolahnya.

"Dia pribadi yang selalu bergelut dengan buku, tidak membaur dengan teman sebaya sehingga dianggap sebagai anak yang kurang pergaulan dan tertutup," ujar salah seorang warga setempat bermarga Siagian, Sabtu (22/3/2025).

Warga lain juga menyampaikan terkait isu orang tuanya melarang untuk kuliah karena terbentur biaya, bisa dikatakan tidak benar. Karena anak tersebut (KS) merupakan anak bungsu dari lima bersaudara.

"Empat abangnya sudah bekerja dan terbilang sukses tentu mampu membiayai adiknya untuk melanjutkan kuliah," ujar Boru Manurung.

Disampaikan masyarakat setempat, sesungguhnya menurut kabar bahwa orang tuanya merasa was-was dengan KS yang akan melanjutkan kuliah ke Manado. Karena tempat tersebut terlalu jauh untuk dijangkau.

Mereka mengatakan jika nantinya KS kuliah di Manado, tentu orang tuanya tidak memiliki teman. Karena si Bapak sudah berpisah dengan istrinya, tinggal si Bapak dan KS tinggal dalam satu rumah. Apabila jauh akan sulit melepas rindu.

"Selain ketakutan si Bapak dengan anaknya, yang dikenal tidak pintar bergaul. Bagaimana nasibnya kuliah di Manado, siapa yang akan mengawasi dan mengontrol kehidupannya," ujar warga.

Seperti diberitakan Mistar, seorang siswa inisial KS, 19 tahun, bunuh diri hanya karena tidak direstui orang tuanya kuliah. Padahal, siswa ini sudah lulus Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan diterima di universitas negeri di Manado, Sulawesi Utara.

Siswa warga Desa Lumban Manurung, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba ini, ditemukan tenggelam di sungai Desa Bius Barat, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba, Jumat (21/3/2025).

Kapolsek Porsea, AKP Daniel Aritonang, membenarkan peristiwa tersebut. Daniel menceritakan, pada Rabu (19/3/2025), sekitar jam 13.00 WIB, korban duduk di tepi sungai Desa Lumban Manurung diduga frustasi karena tidak mendapatkan izin dari orang tuanya untuk kuliah.

"Sebelumnya, orang tuanya sempat membujuk korban untuk segera pulang sambil mengatakan kondisi ekonomi mereka yang tidak mampu untuk biaya kuliah, namun korban enggan pulang," kata Kapolsek.

Selanjutnya, ayah korban pergi membeli token listrik. Setelah ayahnya pulang, korban tidak ditemukan di lokasi,

"Mendapati anaknya tidak berada di lokasi, selanjutnya ayah korban memberitahukan kepada warga dan mencari korban akan tetapi tidak ditemukan," ujar Daniel.

Kemudian, pada Jumat, 21 Maret 2025, ayah korban beserta warga mencari dan membuka bendungan sungai dan korban muncul ke permukaan air yang tidak jauh dari lokasi bendungan.

"Informasi yang didapat bahwa Korban lulus SNBP di Manado tahun ini," kata Kapolsek.

Kapolsek mengatakan bahwa kedalaman sungai di mana korban diduga tenggelam kurang lebih 3 meter.

Sementara itu, pihak keluarga menyampaikan permohonan kepada penyidik Polres Toba agar korban tidak dilakukan otopsi dan pihak keluarga sudah menerima sebab kematian korban karena tenggelam di sungai dan bersedia untuk membuat surat pernyataan penolakan tidak diotopsi. Sekitar pukul 11.00 Wib, korban sudah dibawa ke rumah duka. (nimrot)

REPORTER: