Toba, MISTAR.ID
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Toba, Robert Manurung meminta masyarakat yang tinggal di kawasan hutan khususnya di Jangga Toruan, Kecamatan Lumbanjulu, untuk tidak menebang pohon atau mengelola hutan dengan sembarangan.
Pesan itu disampaikan setelah pihaknya mengetahui adanya longsor yang menyebabkan badan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang ada di Jangga Toruan, dipenuhi material tanah pada Selasa (19/11/24) kemarin.
“Penebangan secara sembarangan menyebabkan tebing longsor, sempat mengganggu arus lalu lintas Toba – Medan dan sebaliknya,” ujar Plt Kepala BPBD Toba, Robert Manurung, Rabu (20/11/24).
Ia mengatakan kondisi jalan kini dapat dilalui setelah pihaknya turun ke lokasi untuk membersihkan tanah longsor.
Baca juga:Pemkab Toba, Berikan Pelayanan Kesehatan Bagi Warga Terdampak Banjir Bandang di Jangga Dolok
Menurutnya, tanah yang labil sangat berpotensi tergerus dan pada saat timbul bencana akan menyebabkan kerugian besar, termasuk mengancam keselamatan warga, baik yang tinggal di daerah kawasan hutan maupun pengguna jalan.
Robert mengakui kesadaran warga untuk tidak menebang pohon dari hutan masih rendah.
Sementara berdasarkan data, longsor telah berulang kali terhadi Jalinsum Toba:
1.Pada Desember 2021, Jalinsum di Toba, Sumatera Utara (Sumut), longsor. Satu unit mobil terperosok hingga membuat satu penumpang terluka. Lokasi di Dusun 3 Desa Gurgur Aek Raja, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba.
Baca juga:Kapolda Sumut dan Kapolres Tinjau Lokasi Longsor di Lumbanjulu Toba
2.Pada Minggu pukul 02.00 Wib tgl 28 Agustus 2022, Longsor terjadi, akibatkan jalan lintas Sumatera putus total, jalan tertimbun tanah dan material sehingga jalan tidak dapat dilintasi . Lokasi di Desa Jangga Dolok, Kecamatan Lumbanjulu, Kabupaten Toba.
3.Pada 24 November 2023 Jalan Negara Lintas Sumataera (Janlinsum) Kab.Toba longsor.
Lokasi longor di Sipintupintu Kecamatan Tampahan Desa Tangga Batu Timur…
Kajian ilmiah dari beberapa faktor yang dapat menyebabkan tanah longsor, di antaranya:
-Curah hujan tinggi
-Perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai
-Kerapatan vegetasi
-Struktur geologi
-Kemiringan lereng
-Sifat fisik tanah yang mudah tergelincir
-Sistem drainase yang buruk
-Getaran yang dihasilkan oleh gempa bumi, lalu lintas kendaraan, getaran mesin, dan sebagainya. (net/nimrot/hm17)