Tanjung Balai, MISTAR.ID
Polres Tanjungbalai menunjukkan komitmennya dalam melestarikan budaya bangsa dengan menggelar pertunjukan wayang kulit pada Selasa (21/5/24) Malam. Acara yang bertempat di Halaman Mapolres ini dihadiri oleh Kapolres Tanjungbalai AKBP. Yon Edi Winara perangkat pewayangan, dan seluruh personel Polres Tanjungbalai.
Kapolres Tanjungbalai, AKBP. Yon Edi Winara, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pertunjukan wayang kulit ini merupakan wujud kepedulian Polri terhadap pelestarian budaya bangsa. Selain itu, pertunjukan ini juga menjadi media efektif dalam menyampaikan pesan, informasi, dan pelajaran kepada personel dan masyarakat.
Lakon yang dipilih dalam pertunjukan ini adalah Kresno Duto. Pemilihan lakon ini diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dan kejujuran kepada personel Polres Tanjungbalai.
Baca juga:Â Wali Kota Tanjung Balai Dukung Lions Clubs dan Kesultanan Asahan Peduli Sosial Hingga Pelestarian Budaya
“Diharapkan dengan adanya pertunjukan wayang kulit ini, personel Polres Tanjungbalai dapat menjadi pribadi yang tak pernah bernegosiasi dengan pelaku kejahatan yang ada di Kota Tanjungbalai, serta selalu menjadi pengayom dan pelindung bagi masyarakat luas,” ujar Kapolres Tanjungbalai.
Pertunjukan wayang kulit ini disambut dengan antusias oleh masyarakat. Selain menghibur, pertunjukan ini juga memberikan edukasi tentang budaya bangsa kepada masyarakat.
Ki Dalang Suwandi Darma Carito mengisahkan, dalam kisah pewayangan sosok Kresno Duto merupakan duta atau utusan para Pandawa untuk menagih Negara Astinapura yang dirampas oleh Kurawa, dimana maksud Pandawa untuk mengembalikan kejayaan, keadilan dan kemasyhuran negeri Astinapura.
Baca juga:Â 14 Etnis Adat di Asahan Siap Sukseskan Pekan Seni Budaya Daerah
Saat dipimpin Duryudana, Hastinapura sendiri sempat diurus dan dibayangi pengaruh Gusti Patih Sengkuni yang licik.
Kresno Duto bukan hanya duta bagi Pandawa, namun kehadiran Kresno Duto adalah perwakilan bagi rakyat Hastinapura.
Pesan tersirat dalam kisah Kresno Duto bahwa setiap orang yang telah mengabdikan dirinya kepada negara (jadi pemimpin), hendaknya menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kesetiaan dan tidak khianat.
“Jiwa dan raga seorang pemimpin hendaknya diberikan untuk kepentingan negeri dan masyarakat,” demikian Ki Dalang Suwandi Darma Carito.(saufi/hm17)