15.6 C
New York
Saturday, May 18, 2024

Pendeta Kardi Simanjuntak Berpulang, Pimpinan dan Jemaat HKBP Taput Berduka

Taput, MISTAR.ID

Salah satu pimpinan tinggi Huria Kristen Batak Protestant yakni Kepala Departemen Marturia HKBP Pdt. Kardi Simanjuntak, MTh meninggal dunia hari ini, Rabu (1/9) sekira pukul 01.30 WIB ( dini hari) di RS.Murni Teguh, Medan.

Pihak kantor Pusat HKBP yang dapat dihubungi, melalui Pdt.Binbin Harianja membenarkan berita duka itu.

“Benar, amang Pdt Kardi Meninggal dunia tadi pagi di Medan,”kata Pdt.Binbin Harianja.

Pdt.Kardi Simanjuntak dijadwalkan akan dikebumikan hari ini juga, Rabu 01 September 2021.

Dilaporkan, pada pukul Pkl 07.00 pagi ini jenajah alamarhum akan diberangkatkan dari RS Murni Teguh Medan oleh Pdt.Hendry Napitupulu yang merupakan Praeses HKBP Distrik X Medan-Aceh dengan agenda tutup batang.

Rombongan keluarga bersama jenajah diperkirakan tiba Kantor Pusat HKBP di Pearaja pukul 13.30 WIB dan akan diterima oleh pimpinan , staff dan keluarga besar kantor pusat HKBP di depan kantor Pusat HKBP di Pearaja.

Mengenang Pendeta Kardi Simanjuntak,STH , M Min

Hampir semua yang mengenal pendeta ini bertestimoni, bahwa pria kelahiran 10 Maret 1964 adalah seorang pribadi yang sederhana baik saat menjadi pelayan, dosen hingga menjadi pimpinan di HKBP, termasuk di hidup keseharian dan ditengah keluarga.

Dia adalah pendeta bernama lengkap Pdt. Kardi Simanjuntak,STH , M Min, salah satu dari 5 orang pimpinan Tinggi Huria Kristen Batak Protestant (HKBP) yang telah menghembuskan nafas terakhirnya, pagi tadi (1/9/2021) sekira pukul 01.30 WIB.

Jabatan pria yang lahir di Lobuhole, Siatas Barita Taput adalah selaku Kepala Departemen Marturia yang melekat ke pelayanan zending, kepastoralan, pendidikan dan pelatihan. Sebelum meninggal, sejatinya dia sudah dan sedang merancangbangun sebuah konsep agar HKBP semakin memantapkan perannya ditengah- tengah kehidupan jemaat dan denyut pelayanan.

Baca juga: Florence Nightingale, Legenda Keperawatan yang Jadi Panutan Dunia

Beliau yang ditabalkan menjadi pendeta pada 26 Desember 1991 adalah seorang yang cerdas, sederhana, berdedikasi, kritis dan memiliki idellisme tinggi, terutama soal perjalanan dan peran HKBP ke depan, ditengah tantangan jaman.

Saat ini, kami sedang berduka. Sangat kehilangan dan dirasakan seluruh pimpinan, pelayan dan jemaat HKBP,” kata Kepala Biro Informasi HKBP Pdt.Fortunate Siagian, siang ini kepada Mistar.

Pdt.Fortunete juga mengungkapkan, sebenarnya Pdt Kardi sudah melakukan dan sedang menyusun sejumlah konsep strategis terkait departemen yang dipimpinnya. “Tetapi sangat disayangkan, beliau telah pergi begitu cepat,” ungkapnya lagi.

Dilaporkan, saat ini di Kantor Pusat HKBP di Pearaja Tarutung, sedang dilakukan persiapan lokasi acara , persisnya di depan kantor pusat yang bersebelahan dengan rumah Ephorus HKBP, untuk menyambut kedatangan jenasah.

Sejumlah papan bunga dari sejumlah pejabat, tokoh dan umum juga sudah berdatangan dan dipajang di lokasi kantor pusat.

Di Live streaming milik HKBP, terlihat jenasah Pdt Kardi Simanjuntak juga sudah dilepas dari Medan oleh Pareses Distrik X Medan-Aceh. Saat ini sedang di perjalanan menuju Tarutung.

Baca juga: Pendeta Terkonfirmasi Covid-19 Meninggal Dunia di RSUD Tarutung

Dijadwalkan, Ephorus HKBP Pdt.DR.Robinson Butarbutar akan memimpin langsung prosesi penerimaan dan pelepasan jenasah.

Sementara, Kepala Departemen Doakonia HKBP Pdt.Deonal Sinaga akan memimpin acara pemakaman di Desa Lobi Hole,Kecamatan Siatas Barita, Tapanuli Utara yang juga merupakan tanah kelahiran Pdt.Kardi Simanjuntak.

Salah seorang Diakones juga mengisahkan, masih tersimpan di memori mereka, dulu sewaktu Pdt. Kardi Simanjuntak datang dari Sipoholon ke Balige untuk mengajar mahasiswi Diakones.

“Waktu itu di tahun 2003, Pdt.Kardi berangkat dari Sipoholon menuju Balige dengan menaiki angkutan umum,”ungkapnya.

Selain terkenal dosen yg baik dan pintar, menurut dia, Pdt Kardi Simanjuntak juga sosok seorang ayah buat mahasiswa.

“Karena kami selalu dipanggil boru atau ito, begitu sapaannya,” ungkapnya.

Kesan kedekatan itu seperti menghapus jarak antara dosen dan mahasiswa. Sebelum pulangpun, habis mengajar, mahasiswa selalu menawarkan makan siang sebelum pulang ke Tarutung.

“Tapi, bapak itu dengan senyumnya menjawab “Nunga mangaloppa inang dijabu” sambil menepuk pundak kami,”tutur seorang Diakones, yang meminta namanya tidak usah dimuat.

Artinya amang ini selalu mengutamakan masakan seorang istri dirumah daripada makan diluar,”ucapnya, seraya mengungkapkan betapa Pdt Kardi Simanjuntak juga sangat menghargai dan sayang sama istrinya.(Jan Piter/hm06)

Related Articles

Latest Articles