18.4 C
New York
Wednesday, July 3, 2024

Gubsu: Jika Covid-19 Tak Terkendali, Sekolah Ditutup Kembali

Medan, MISTAR.ID

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menggelar pertemuan dengan para tokoh masyarakat, adat, agama, budaya dan pemuda dalam rangka penyuluhan tatanan kehidupan baru Covid-19. Hal ini untuk mengantisipasi meningkatnya penularan virus Omicron.

Beberapa kemungkinan dapat dilakukan, termasuk peningkatan disiplin protokol kesehatan (Prokes) hingga pemberlakuan penyekatan mobilisasi masyarakat, jika kondisi kurang baik.

Demikian disampaikan Gubsu Edy usai pertemuan di Aula Tengku Rizal Nurdin, rumah dinas gubernur, Jalan Sudirman, Medan, Jumat (11/2/22). Hadir di antaranya Ketua MUI Sumut Maratua Simanjuntak, Sekretaris Satgas Covid-19 Sumut Arsyad Lubis bersama tim, serta didampingi Plt Kepala Dinas Kominfo Sumut Kaiman Turnip dan pejabat lainnya.

Baca Juga:Gubsu Paparkan 10 Ketentuan Antisipasi Covid-19 di Kabupaten/Kota Sumut

“Belajar dari pengalaman, kasus ke kasus Covid-19 di Sumut, mulai Alfa, Delta dan terakhir ini Omicron. Ini kita mengantisipasi, melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh rakyat. Melalui tokoh-tokoh ini, saya mengadu dan meminta bantuan agar hal ini disebarkan kepada seluruh masyarakat. Karena mereka punya jaringan sampai ke tingkat desa,” ujar Gubsu.

Untuk unsur Forkopimda, lanjut Gubsu, juga telah disampaikan agar seluruh jajaran bisa saling menguatkan dan mengingatkan pentingnya disiplin protokol kesehatan. Mengingat telah banyak kelonggaran sejak angka penularan Covid-19 turun mulai pertengahan tahun lalu.

“Ini (Omicron) lebih dahsyat dan cepat penularannya dibanding varian lain. Untuk itu rakyat juga harus cepat tahu. Intinya adalah protokol kesehatan. Itupun (Prokes) juga ada intinya. Yaitu penggunaan masker, masker, masker. Kemudian segera lakukan vaksinasi,” sebut Edy.

Baca Juga:Kasus Covid-19 Menurun, Gubsu Minta Semua Pihak Tetap Patuhi Prokes

Gubsu berharap melalui pertemuan bersama unsur masyarakat tersebut, masyarakat akan menerima dan memahami pentingnya menjaga Prokes. Terkhusus lagi bersedia divaksin lengkap 1, 2 hingga 3 kali vaksin.

“Jika kondisi ini tidak terkendali, ya sekolah ditutup kembali, karena kita sayang anak-anak. Dan sudah ada Perdanya (protokol kesehatan), jika dilanggar bisa dipidana. Tetapi kan yang terpenting itu kesadaran dari hati. Jadi hatinya dulu pakai masker (yakin), maka fisiknya akan mengikuti,” terangnya.

Sementara Tim Kesehatan Satgas Covid-19 Restuti Saragih menyebutkan saat ini pihaknya tengah melakukan pendataan terkait penularan Covid-19 di berbagai daerah. Terutama data yang terkonfirmasi positif, khususnya sekolah atau institusi pendidikan.

“Jika angka penularannya di sekolah di bawah 5 %, akan dilakukan penghentian sementara selama 5 hari. Jika lebih atau sama dengan 5 %, maka sekolah akan ditutup sementara selama 14 hari. Sedangkan untuk data perkembangan Covid-19 di Sumut, ada penambahan 637 kasus terkonfirmasi hingga Kamis (10/2/22),” sebut Restuti. (anita/hm14)

Related Articles

Latest Articles