14 C
New York
Sunday, October 13, 2024

Pengadaan Bibit Kelapa Sawit di Desa Korajim Dinilai Tidak Berkeadilan

Sergai, MISTAR.ID

Pengadaan bibit kelapa sawit yang menggunakan anggaran dana desa (DD) di Desa Korajim, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara (Sumut) dinilai warga tidak berkeadilan.

Menurut warga, pemberian bibit kelapa sawit tersebut hanya bermanfaat kepada masyarakat yang memiliki lahan luas, sedangkan bagi masyarakat yang memiliki lahan yang kecil atau sedikit tidak  merasakan adanya pemberian bibit kelapa sawit tersebut.

“Menanam kelapa sawit ini harus memiliki lahan yang luas, sedikitnya 10 rantelah. Jadi kalau kami warga yang tidak memiliki lahan luas, ya tidak bisa kami rasakan pemberian bibit kelapa sawit ini. Jadi tidak adil pemberian bibit kelapa sawit ini, yang kaya makin kaya,” ungkap beberapa warga saat bincang bincang di sebuah warung di Dusun lll beberapa hari lalu.

Baca juga: Penggunaan Dana Desa Pengadaan Bibit Kelapa Sawit di Sergai Diduga di Mark Up

Adanya ungkapan warga yang merasa kecewa itu, menandakan seolah-olah Susiono selaku Kepala Desa Korajim tidak peka terhadap para warganya. Susiono dianggap hanya memikirkan kepentingan beberapa warganya saja tanpa memikirkan ada warga lainnya yang tidak merasakan dampak pemberian bibit kelapa sawit tersebut.

Sayangnya, ketika dikonfirmasi terkait keluhan warga tersebut, Susiono Kades Korajim yang dicoba dihubungi via whatsapp, pada Sabtu (12/10/24), terkesan bungkam meskipun terlihat pertanyaan yang diterimanya telah ceklis dua.

Diketahui, selain warga menyebut pemberian bibit sawit tidak berkeadilan, Susiono Kepala Desa Korajim diduga melakukan mark up harga bibit kelapa sawit yang diberikan kepada masyarakatnya.

Baca juga: Dikawal Ratusan APH, PTPN III Tanam Seribu Bibit Kelapa Sawit di Lahan HGU

Berita sebelumnya, pada salah satu item, yakni pengadaan bibit ketahanan pangan bibit kelapa sawit, anggaran DD tahun 2024 yang dihabiskan mencapai Rp105.000.000 (seratus lima juta rupiah) dengan rincian yang diberikan kepada masyarakat sekitar 1000 pohon berumur sekitar 8 bulan.

“Bibit sawit yang diberikan ke Masyarakat Dusun V sekitar 1000 pohon bang. Itu pun  Karena kurang pada DD 2023, jadi kami minta lagi di tahun 2024 untuk ke Dusun V” ujar Ketua BPD saat ditemui di kediamannya.

Merujuk dari APBDes, jika dikalkulasikan harga satu buah bibit kelapa sawit mencapai sekitar Rp100.000.

Padahal pada saat ini, harga bibit kelapa sawit yang berumur sekitar 12 bulan hanya seharga Rp17.000 dan bibit berumur 9 bulan seharga Rp10.000.

“Kalau harga bibit kelapa sawit umur 12 bulan harga Rp17.000 bang. Yang 9 bulan harga Rp10.000 bang.  Kalau perlu sama saya bisa ambi,” ujar pengusaha pembibitan kelapa sawit yang enggan namanya ditulis.

Baca juga: PTPN 2 Pagar Merbau Tanam Bibit Sawit dan Santuni Anak Yatim

Untuk itu, kuat dugaan dari satu item kegiatan pengadaan bibit kelapa sawit yang menggunakan DD ada indikasi mark up yang dilakukan Susiono selaku Kepala Desa.

Dugaan Mark Up dalam penggunaan Dana Desa (DD) di Desa Korajim, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara itupun telah ditanggapi oleh Despa Saragih selaku Camat Dolok Merawan, pada Jumat (11/10/2024).

Despa Saragih saat dimintai tanggapannya oleh mistar.id berjanji akan mengkonfirmasi  Susiono selaku Kepala Desa (Kades) Korajim.

“Nanti saya konfirmasi ke Kades” tuturnya seraya menanyakan kembali bagian mana yang yang diduga di mark up.

“Mark up yang bagian mana itu lae?” ucap bertanya. Namun setelah diberitahu bagian item pengadaan bibit kelapa sawit yang diduga di mark up, Camat hanya menjawab terimakasih. (damanik/hm27)

Related Articles

Latest Articles