Hari Ulos Nasional 2023 Dirayakan, 1000 Meter Kain Ulos Bakal Diarak Keliling Danau Toba Hingga Kota Siantar


hari ulos nasional 2023 dirayakan 1000 meter kain ulos bakal diarak keliling danau toba hingga kota siantar
Pematang Siantar, MISTAR.ID
Memperingati Hari Ulos Nasional yang jatuh pada tanggal 17 Oktober mendatang, “Kyan Ulos” bersama masyarakat yang diakomodir oleh Yayasan Pusuk Buhit, akan mengarak kain ulos sepanjang 1000 meter keliling kawasan Danau Toba hingga mampir ke Kota Pematang Siantar.
Koordinator Hari Ulos Nasional 2023 dari Yayasan Pusuk Buhit, Raja Hasoge Timbul Panjaitan, dan pemilik (owner) Kyan Ulos, Fony Sitanggang, kepada Mistar.id saat ditemui di galerinya yang beralamat di Jalan Melanthon Siregar no 227, Kota Pematang Siantar, mengatakan bahwa kegiatan itu akan dilaksanakan selama tiga hari.
“Ulos sepanjang 1.000 meter itu nantinya akan diarak keliling kawasan Danau Toba, bahkan juga sampai ke Kota Pematang Siantar, mulai 16, 17 dan 18 Oktober 2023 mendatang,” ungkap Raja Hasoge, Jumat (6/10/23).
Baca juga:Kain Ulos Indonesia Dieskpor ke Jerman dan Zimbabwe
Raja Hasoge mengatakan kegiatan tersebut berawal dari ditetapkannya ulos atau kain tradisional khas suku Batak, Sumatera Utara sebagai satu di antara warisan budaya tak benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 17 Oktober 2015.
Selain itu, lanjut dia, perayaan ulos nasional tahun 2022 berlangsung sukses dipusatkan di Kabupaten Samosir. Kyan Ulos bersama masyarakat di Samosir berhasil mengarak kain ulos sepanjang 700 meter. Melewati beberapa perkampungan atau desa Samosir sepanjang 32 kilometer.
“Kita awali nanti tanggal 15 Oktober mengarak ulos 1000 meter ini dari Jembatan Tano Ponggol, mengarah ke Tele, kemudian masuk Doloksanggul. Kemudian tanggal 16 titik kumpul di Universitas Sisingamangaraja, Tapanuli Utara. Lalu menuju ke Kabupaten Toba,” papar Raja Hasoge.
Baca juga:Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima Cerruti Dihadiahi Kain Ulos Pinunsaan
Kemudian dilanjutkan tanggal 17 Oktober 2023 sudah tiba di Parapat. Pihaknya berharap arak-arakan kain ulos 1000 meter itu disambut oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Hassanudin.
“Tanggal 18 Oktober 2023 kain ulos 1000 meter menuju kota kita, Kota Pematang Siantar, dimulai nanti di Universitas HKBP Nommensen. Nantinya, akan melewati beberapa titik wilayah pusat Kota sampai di Rindam I/BB Pematang Siantar,” terangnya.
Masih di hari yang sama, kata Raja Hasoge, arak-arakan kain ulos 1000 meter itu akan singgah ke kantor Bupati Simalungun, terus melanjut lagi ke Sidikalang, Kabupaten Dairi. “Malamnya kami akan kembali ke tanah ponggol Pangururan, Samosir dan sekaligus lah acara penutupan,” ucapnya.
Baca juga:Ulos Bermotif Lawas Pukau Pecinta Fesyen di Festival Payung Indonesia
Proses Pembuatan Ulos 1000 meter bersama Kyan Ulos
Pemilik (owner) Kyan Ulos, Fony Sitanggang, menceritakan kepada Mistar.id proses pembuatan kain ulos sepanjang 1000 meter merupakan karya tangan para profesional pembuat tenun langsung yang merupakan asuhannya sendiri.
“Ulos yang akan diarak tersebut merupakan sebuah inovasi terbaru dalam pembuatan ulos. Dimana perpaduan antara tenun tangan (gedogan) dengan tenun manual. Tidak memakai tenun mesin. Semuanya hasil kreativitas tangan para penenun UMKM yang kami bina,” jelas Fony.
Dalam masa dua minggu, kata dia, para penenun tersebut mampu membuat 100 meter atau 50 ulos. “Sebenarnya tidak bisa kita patokan 100 meter. Itu tergantung alat tenun nya. Untuk 100 meter itu sudah maksimal. Bisa saja kurang dari itu. Maka penenun akan menggunting, dan membuat yang baru lagi. Begitulah seterusnya,” ucapnya.
Baca juga:Presiden Jokowi Sambangi Stand Pemko Siantar di Pameran INACRAFT 2022
Wanita penerima penghargaan Siddhakarya Tingkat Provinsi Sumatera Utara dan Paramakarya Tingkat Nasional ini aktif melaksanakan berbagai upaya dalam pengembangan kain tenun ulos sekaligus melakukan pembinaan kepada para perajin.
Menurutnya, selain ingin melestarikan ulos sebagai warisan budaya Indonesia, pastinya, hal ini bisa meningkatkan ekonomi para penenun. Khususnya para ibu rumah tangga yang bisa membantu perekonomian keluarganya.
“Saya mendapatkan penghargaan hingga dua kali, semuanya berawal dari ulos. Aku dedikasikan kepada masyarakat, bahwa ulos ini betul-betul bisa memberikan peluang lapangan kerja bagi yang belum mendapatkan pekerjaan atau pengangguran,” tegas Fony.
Baca juga:Kasus PD PAUS Lebih Setahun, Kasipidsus: Nantilah, Tahun Depan Kita Paparkan
“Makanya, kami menggandeng para penenun yang home industri. Dan ini pun yang 1000 meter saya ambil ibu-ibu, ada juga 3 orang anak muda. Jadi kami seluruhnya mengerjakan ulos 1000 meter itu sekitar lebih kurang 15 orang,” tukasnya.
Lantas, darimana biaya untuk pembuatan 1000 meter ulos tersebut?
“Ini adalah sumbangsih dari seluruh perajin tenun ulos. Ulos dan biaya lainnya yang digunakan merupakan swadaya dari masyarakat. Dana gotong royong. Kain ulos ini tidak hanya jadi kebanggan masyarakat Sumatera Utara, tapi juga jadi kebanggan masyarakat Indonesia,”ungkap Fony dengan semangat.
Baca juga:Pinjaman Dana Bergulir 2020 Dicairkan Untuk 1 Koperasi Dan 19 UMKM
Di Penghujung wawancara, Koordinator Hari Ulos Nasional 2023 dari Yayasan Pusuk Buhit, Raja Hasoge Timbul Panjaitan, berharap kepada Pemerintah Negara Republik Indonesia agar pengakuan kain ulos ini tidak hanya sebelah mata saja. Melainkan, menetapkan pelestarian budaya kain ulos ini untuk masuk di APBN maupun APBD seperti 8 daerah yang mencakup Kawasan Danau Toba.
“Seperti saat kami beraudiensi ke Pemprov Sumut, dijawab akan diupayakan memasukkan kegiatan seperti saat ini ke dalam APBD Sumut 2024. Kami meminta jangan lagi “akan diupayakan” seharusnya ini harus dilestarikan dan terus dikembangkan agar bisa memberikan pembelajaran kepada anak cucu kita sebagai penerus bangsa ini. Kami yayasan Pusuk Buhit siap untuk membahas hal ini untuk lebih lanjut kedepan,”harap Raja Hasoge. (yetty/hm17)