Friday, January 31, 2025
logo-mistar
Union
SIANTAR

AS Warga Siantar Mantan Admin Judi Slot di Kamboja Ungkap Ancaman Hidup

journalist-avatar-top
By
Friday, January 31, 2025 19:00
49
as_warga_siantar_mantan_admin_judi_slot_di_kamboja_ungkap_ancaman_hidup

Ilustrasi judi online (f:ist/mistar)

Indocafe

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Judha Nugraha menyatakan bahwa sebanyak 130 ribu Warga Negara Indonesia (WNI) dikabarkan tinggal di Kamboja. Menurutnya, jumlah tersebut mengalami peningkatan 32% dibandingkan tahun lalu.

Sementara jumlah kasus yang ditangani Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Phnom Penh ikut meningkat 122,3 persen atau, mencapai 2.321 kasus dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di mana dari 2.321 itu 1.761 atau 77% merupakan kasus-kasus yang terkait dengan penipuan online.

Salah seorang warga Kota Pematangsiantar yang juga mantan pekerja judi online di Kamboja, inisial AS mengungkapkan kebanyakan WNI yang bekerja di sana kalangan muda, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka dengan sadar memilih berangkat ke Kamboja karena iming-iming gaji besar.

AS menyebut, terdapat dua jenis pekerjaan di bidang judi online, yakni sebagai admin dan 'scammer'. Di Kamboja, para pekerja disediakan apartemen sebagai tempat tinggal, biasanya setiap kamar dihuni tiga-lima orang.

"Ada juga yang tinggal di kantor perusahaan judi itu, karena bentuknya seperti ruko," kata AS kepada mistar.id, Jumat (31/1/25).

Dia melanjutkan, bisnis judi online di Kamboja tergolong legal dan diketahui pemerintah setempat. Setiap perusahaan memiliki puluhan bahkan ratusan situs judi online yang dapat diakses bebas.

Tugas admin, kata AS berbeda-beda, ada yang bertugas sebagai customer service, bendahara pemasukan yang menampung dana penggunanya dan penginput data pelanggan.

"Gajinya kalau dirupiahkan bisa sampai 20 juta per bulan, ditambah bonus kalau melewati target," ujarnya.

Namun bekerja di Kamboja tak semuanya seenak yang dibayangkan. Para pekerja judi online kerap mendapat siksaan dari bos nya dan bahkan banyak yang meninggal dunia, biasanya mereka yang bekerja sebagai 'scammer'.

"Scammer itu semacam penipuan-penipuan online. Misalnya yang mengirim ajakan-ajakan main di salah satu situs melalui SMS atau WhatsApp (WA)," ungkapnya.

Dia menambahkan, pengguna judi online tidak akan pernah menang selama bermain. Hal itu dikarenakan setiap situs judi sudah diatur untuk membuat penggunanya penasaran.

"Awal-awal kan dikasih menang contohnya Rp1 juta, pasti yang main itu pengen lagi. Tapi kemudian dia kalah, walaupun dibawah kemenangannya sebelumnya. Habis itu dia penasaran dan main lagi sampai memang kemenangan nya itu habis," tuturnya.

Dijelaskannya, dalam bisnis pekerja judi online terdapat orang yang dipekerjakan juga sebagai perekrutan. Biasanya perekrut ini mengimingi temannya untuk ikut berangkat ke Kamboja dengan fasilitas ongkos pesawat.

"Gaji mereka dari berapa jumlah hasil rekrutannya," tambahnya.

AS mengaku tidak pernah melakukan pekerjaan itu, bahkan setiap teman-teman nya menawarkan diri, dia lebih memilih menolak. "Aku aja gak niat balik ke sana," pungkasnya.

Alasannya, AS tidak kuat dengan sistem pekerjaan sebagai admin judi online. Meski memiliki banyak penghasilan, kehidupan di Kamboja diibaratkan dia bak hidup di dalam penjara.

"Apalagi kalau kita dicurigai, bisa bisa kita disekap di sana. Diminta tebusan ke orangtua tapi gak ada kepastian bakal mesin hidup atau mati," imbuhnya.

AS meminta agar anak-anak muda terkhusus di Kota Pematangsiantar untuk tidak coba-coba bekerja di Kamboja. Kemungkinan untuk kembali ke rumah, dikatakan dia sangat kecil.

"Untung aja aku masih selamat berangkat dari bandara sana, kalau enggak bisa tiba-tiba nanti ada segerombolan orang menculik. Kita udah bisa bayangkan kabar yang diculik selanjutnya," tuturnya.

"Alasan ku pulang itu mau menikah, kebetulan bos ku ngasih izin. Ya udah aku gak kembali ke sana lagi," sambungnya. (gideon/hm17) 

journalist-avatar-bottomRedaktur Patiar Manurung

RELATED ARTICLES