22.7 C
New York
Sunday, September 1, 2024

Pilkada 2024 Rentan Bertabur Uang, Shohibul: Masyarakat Harus Cerdas Memilih

Medan, MISTAR.ID

Pengamat Politik Sumut, Shohibul Ansor Siregar mengingatkan masyarakat agar cerdas dalam menentukan pilihan pada Pilkada 2024 untuk mendapatkan pemimpin di Kota Medan. Sebab pilihan itu menentukan nasib masyarakat serta kemajuan Kota Medan.

“Yang lalu harus menjadi pembelajaran, masyarakat jangan mau lagi terjebak dengan situasi seperti ini. Itu semua masyarakat yang menentukan, makanya harus cerdas, jangan mau termakan narasi-narasi yang tidak jelas,” kata Shohibul saat diwawancarai Mistar, Sabtu (31/8/24).

Shohibul menilai situasi Pilkada Medan 2024 nanti bisa jadi akan bertabur uang. Sebab bila menilik dari latar belakang, pasangan calon (paslon) yang ada ini seperti ada akal-akalan partai politik (parpol).

“Seperti kata Jusuf Kalla, Pemilu 2024 lalu sangat brutal. Dan kita mengkhawatirkan Pilkada Serentak 2024 ini justru lebih buruk. Hal itu didasari dari paslon yang ada,” tegasnya.

Baca juga:Bawaslu Toba Sosialisasi, Syafrida: Pelaksanaan Pilkada 2024 Rawan Sengketa

Untuk 3 bapaslon yang ada saat ini, Shohibul pung menggolongkan bahwa ketiganya berasal dari pola politik yang berbeda, yakni dari PDIP dari sebelah kiri, KIM plus dari bagian tengah dan PKS dari sebelah kanan.

“Meski di tingkat nasional PKS bergabung ke KIM Plus, namun PKS secara pola politik itu berada di sebelah kanan. Sementara PDIP di sini adalah oposisi ataupun penantang yang berada di luar KIM Plus. Kenapa saya bilang begitu, karena stigma masing-masing parpol itu sudah ada di masyarakat. Hanya saja saat ini fokus terjadi pada PKS, sebab kita lihat mulai banyak pergolakan yang terjadi di masyarakat maupun internal partai,” ujarnya.

Dengan peta politik yang ada saat ini di Kota Medan, Shohibul menganggap bahwa setiap paslon memiliki kelemahan masing-masing.

Baca juga:Pengamat: Kotak Kosong di Pilkada 2024 adalah Kartelisasi Politik

“Dari ketiga paslon yang ada, tentu pasangan Hidayatullah – Yasyir Ridho sedikit lebih berpengalaman di Kota Medan. Lalu diikuti Prof Ridha – Abdul Rani. Karena kita tahu Abdul Rani adalah anggota DPRD Medan 3 periode dengan 3 daerah pemilihan (dapil) berbeda, ditambah lagi putra Al Washliyah. Sementara Rico kita tidak pernah dengan gebrakan politiknya di Kota Medan dan Zakiyuddin bukan warga Kota Medan. Jadi semuanya tetap harus bekerja kerja meraih perhatian masyarakat,” ungkapnya.

Kedepannya, Shohibul berharap siapapun yang menjadi pemimpin nanti, bisa membawa perubahan besar di Kota Medan, terutama dalam hal pengentasan kemiskinan.

“Sebagai pengamat dan warga Kota Medan, saya sangat berharap pemimpin yang ada nanti betul-betul memikirkan nasib rakyat miskin. Uang APBD digunakan untuk memperbaiki nasib rakyat, bukan membuat monumen,” pesannya mengakhiri. (rahmad/hm17)

Related Articles

Latest Articles