27.1 C
New York
Wednesday, May 22, 2024

Perhatian Khusus Masalah Ekonomi, Penyebab Banyak Pengusaha Bergabung ke Ganjar-Mahfud

Jakarta, MISTAR.ID

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid menjelaskan penyebab banyaknya pengusaha di struktural tim mereka.

Bos Indika Energy ini menuturkan, ada perhatian khusus terhadap persoalan ekonomi ke depan oleh tim pemenangan Ganjar-Mahfud.

“Seperti lapangan pekerjaan, bagaimana merawat stabilitas harga itu menjadi kunci sekali. Lalu terkait bagaimana pendapatan, meningkatnya pendapatan tentu saja itu harus dibawa dengan produktivitas kan. Kita mau memastikan Indonesia Unggul supaya Indonesia dapat sebagai negara maju,” paparnya, setelah mengumumkan komposisi TPN Ganjar-Mahfud di gedung High End, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu (1/11/23) malam.

Baca juga:Baliho Ganjar-Mahfud Dicopot Jelang Kunker ke Bali, Ini Jawaban Presiden

Menurutnya, lapangan pekerjaan sesuatu hal yang menjadi animo mereka. Hal ini bakal didukung melalui pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.

Salah satu triknya dengan menaikkan peran sekolah vokasi. Begitu juga wajib belajar 12 tahun yang disokong dengan pemberian kompensasi pada tenaga pendidik hingga akhirnya mampu menciptakan SDM unggul.

“Itu sebabnya di dalam visi misi diterangkan agar kita memastikan vokasi dan lainnya, salah satunya wajib belajar 12 tahun. Satu lagi problema guru, kita memberikan kompensasi pada guru yang lebih baik,” sebut Arsjad.

Dia juga mengatakan, jika kunci dari seluruh program adalah investasi.

Baca juga:Jelang Kunker Jokowi ke Bali, Baliho Ganjar-Mahfud Dibongkar, Ini Alasan Pj Gubernur

“Kami juga mau memastikan salah satunya adalah mengenai hukum. Karena kepastian hukum itu vital sekali, sebab bakal menjemput lebih banyak investasi dan membuka lapangan kerja,” paparnya.

Terkait pengurangan tenaga kerja asing, Arsjad menyampaikan, Indonesia memang perlu untuk mengurangi itu, namun wajib memastikan dulu vokasinya dengan cara apa untuk menciptakan SDM Unggul yang dapat dimanfaatkan.

“Kita wajib melaksanakan pemetaan bagaimana industrialisasi ke depan. Teknologi apa yang dipakai ke depannya, baru kita buat peta skill ke depan bagaimana,” tutup Arsjad. (tmp/hm16)

Related Articles

Latest Articles