11.9 C
New York
Tuesday, October 8, 2024

Jelang Pilkada, Media Berperan Cooling System Pemberitaan

Medan, MISTAR.ID

Dalam proses demokrasi, pengawasan sangat dibutuhkan untuk menjaga integritas, transparansi dan keadilan dalam proses pemilihan. Ini merupakan salah satu tugas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) selain melakukan pencegahan pelanggaran, pengawasan melekat dan menangani pelanggaran.

Hal itu disampaikan Koordinator Humas dan Data Informasi Bawaslu Sumut, Saut Boang Manalu dalam paparannya pada acara Focus Grup Discussion (FGD) peran media sebagai cooling system pemberitaan dalam menyikapi segala bentuk pemberitaan atau isi hoax dan provokasi pada penyelenggaraan Pilkada serentak tahun 2024 di Sumut, Selasa (8/10/24) di Jalan Sei Belutu.

“Peran pers sudah lebih paham terkait tugas-tugas. Bawaslu berharap pemberitaan lebih bermanfaat kepada pembaca,” ucapnya.

Baca juga:Pentingnya Cooling System Jelang Pilkada 2024 di Siantar

Hadir sebagai pembicara dalam FGD, Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI  Sumut, Sugiatmo dan Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumut, Tuti Alawiyah Lubis.

Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI  Sumut, Sugiatmo  dalam paparannya menjelaskan, media harus berperan sebagai penyejuk (cooling system) pada situasi politik yang mulai memanas jelang Pilkada serentak 2024 ini.

Peran media belakangan ini bukan hanya sekedar penyampai informasi ke publik. Lebih dari itu, media sekarang juga berperan dalam memvalidasi informasi yang disebarkan lewat media sosial (Medsos) yang kebenarannya harus diuji.

“Dampak pemberitaan hoax dan provokasi bagi demokrasi antara lain memecah belah masyarakat, menghambat proses demokrasi dan memicu konflik berkepanjangan,”sebut Sugiatmo.

Baca juga:Kapolda Buka Suara, Soal Klaim Rizieq Didatangi Polisi Cooling System

Isu Pilkada, sambung Sugiatmo, sangat seksi untuk dijadikan pemberitaan atau diangkat menjadi ditulis. Media berperan untuk menyikapi pemberitaan hoax dan provokasi pada Pilkada.

Sementara, Ketua IJTI Sumut Tuti Alawiyah Lubis, dalam kesempatan itu mengangkat tema, “Menakar Potensi Kisruh Pilkada Serentak 2024”.

Dikatakan, Pilkada sekarang ini berbeda dari sebelumnya. Sekarang serangan peran digital cukup masif.

“Sebelumnya kekisruhan digalang melalui offline. Saat ini kisruh sangat banyak dilakukan, diakses di dunia digital,” sebut Tuti.

Pantauan mistar,  cara FGD  itu diawali nyanyi bersama Lagu Indonesia Raya, doa dan pembukaan oleh Kasubdit Ekonomi Direktorat (Dit) Intelkam, Kompol Suherman Siregar.(putra/hm17)

Related Articles

Latest Articles