21.9 C
New York
Tuesday, August 20, 2024

Ikut Pilgubsu 2024, Guru Besar UHN: Peluang Menang Edy Rahmayadi Masih Besar

Mengenai wakil, Marlan berpandangan, sebaiknya calon wakil Edy dari luar kader PDIP. Sebab di Pilkada, selain tentang kinerja, popularitas calon juga penting.

“Asumsinya, kader PDIP kan sudah jelas suaranya, mereka solid. Kalau solid, mereka jadi satu kelompok suara. Tapi kalau wakilnya dari PDIP juga, suara tidak bertambah kan?” tuturnya.

Menurutnya, Edy Rahmayadi yang bukan kader, pasti sudah punya basis suara sendiri. Begitupun dengan calon wakil, kalau diambil dari luar partai akan menambah basis suara lagi.

“Jadi menurut saya, calon wakilnya ambil juga dari luar. Karena ini akan menambah suara juga. Seperti yang tadi saya katakan, asumsinya kalau dari PDIP sudah utuh, untuk menambah basis suara, seperti Edy yang dari luar partai, calon wakilnya juga dari luar saja untuk menambah lagi,” lanjutnya.

Baca juga: Suara Indah Samuel Nyanyikan Lagu Nasional Bawanya Diundang Edy Rahmayadi

Untuk siapa calon wakil yang potensial, bagi Marlan adalah tokoh yang bisa mengambil suara dari kantong-kantong daerah lain seperti Langkat, Deli Serdang, Simalungun, Labuhanbatu seluruhnya, dan lainnya.

“Kalau [Bupati] Asahan kan kemungkinan wakilnya Bobby. Jadi menurut saya lebih bagus begitu (calon wakil dari luar partai), agar lebih banyak basis suaranya. Karena pernah juga kita mendengar statement dari petinggi PDIP, bahwa fokus mereka itu kan ke bupati atau wali kota. Karena mereka sadar gubernur ini kan semi otonom, artinya kakinya sebelah, sebagai perwakilan pusat di daerah. Bagaimanapun pusat berkepentingan,” sebutnya.

Kemudian, Marlan menegaskan bahwa harus dibedakan antara Pilkada parsial (sendiri) dengan Pilkada serentak. Karena nanti mereka akan saling mendukung antara calon PDIP yang tingkat kabupaten/kota dengan tingkat provinsi.

“Mereka harus saling menopang. Misalnya Prof Ridha yang maju sebagai calon Walikota Medan, ini kan tidak sekadar untuk memenangkan dia, tapi harus memenangkan juga gubernurnya. Jadi model Pilkada serentak ini agak beda dengan Pilkada sebelumnya yang parsial,” tutupnya. (maulana/hm20)

Related Articles

Latest Articles