Kasus Polisi Tipu Polisi di Polda Sumut, Modus Bisa Urus Masuk Perwira


Kuasa hukum korban SS, Adv Olsen L Tobing. (f:dok/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Kasus penipuan, yang diduga dilakukan oknum polisi kepada oknum polisi lainnya, dilaporkan ke Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) dengan nomor laporan STTLP/B/1430/X/2024/SPKT /Polda Sumut.
Dimana, seorang polisi berpangkat Inspektur Polisi Dua (Ipda) diduga melakukan penipuan dan penggelapan terhadap teman satu angkatannya di Bintara, berinisial SS (35) yang bertugas di jajaran Polda Sumut.
Oknum polisi berpangkat Ipda yang berinisial RRS itu diduga melakukan penipuan, pada Desember 2023 lalu. Hal ini disampaikan oleh Kuasa hukum dari korban SS yakni Advokat Olsen L Tobing, pada Rabu (19/2/25).
Pada Desember 2023 itu, kata Olsen, Ipda RRS yang baru saja lulus Sekolah Inspektur Polisi (SIP) menghubungi korban SS yang juga merupakan teman satu angkatannya di Bintara Polri.
“Di bulan Desember tahun 2023 oknum Polisi berpangkat Ipda RRS menghubungi klien kami. Dia bilang sama klien kami, bisa mengurus untuk masuk Sekolah Inspektur Polisi (SIP)," tuturnya.
Di saat berkomunikasi dengan korban SS (35), Ipda RRS mengaku bisa mengurus atau membantu korban agar bisa lulus jadi perwira polisi. Dengan persyaratan korban harus membayar uang sebesar Rp600 juta.
“Namun Ipda RS ini harus menyerahkan uang sebesar Rp 600 juta rupiah. Kemudian, klien kami mengirimkan uang tersebut pada Desember 2023,” beber Olsen bersama Boy Raja Marpaung yang juga kuasa hukum SS.
Setelah penyerahan uang itu dilakukan, korban SS pun menunggu hasil seleksi penerimaan SIP Polda Sumut. Hingga pengumuman pada April 2024, nama SS tidak keluar sebagai pemenang atau tidak lulus seleksi.
“Artinya, dia tidak lulus seperti yang dijanjikan oleh Ipda RRS. Kemudian korban SS mengkonfirmasi ke Ipda RSS, dan Ipda RSS menyebut jika mau lulus harus menyetor 250 juta lagi,” tambah Olsen.
Baca Juga: Banyak Kasus Polisi Viral di Medsos, Kapolres Batu Bara Ingatkan Personil Mampu Kontrol Diri
Mendengar hal itu, korban SS kembali mentransfer uang sebesar Rp 250 juta kepada Ipda RSS, pada bulan April. Dengan harapan namanya bisa keluar sebagai peserta lulus SIP.
Namun hingga beberapa bulan kemudian, nama korban SS (35) tidak juga kunjung keluar sebagai peserta yang lulus seleksi. Setelah dikonfirmasi ke Ipda RSS, tidak ada penjelasan yang jelas.
“Artinya, Ipda RS ini diduga menipu klien kami. Dia menjadi agen yang tidak jelas,” ujar mengakhiri.
Akibat kejadian itu, SS mengalami total kerugian Rp850 juta. Kini terduga pelaku (Ipda RSS-red) telah dilaporkan ke Polda Sumut, dengan nomor laporan STTLP/B/1430/X/2024/SPKT/Polda Sumut. (matius/hm27)