17.7 C
New York
Tuesday, May 7, 2024

Soal Vaksin dan Reformasi WTO, Ini Tanggapan Mendag

Jakarta, MISTAR.ID
Saat ini masih terdapat kesenjangan yang sangat signifikan antara produksi vaksin dengan kebutuhan dunia. Hasil studi APEC menyebutkan, total kebutuhan vaksin dunia mencapai 14,2 miliar dosis, sementara produksi vaksin global saat ini baru mencapai sekitar 413 juta dosis atau 2,9% dari total kebutuhan dunia.

Kesenjangan ini juga diperburuk dengan distribusi vaksin yang tidak merata. Menanggapi hal ini, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyerukan berbagai negara agar memperkuat fasilitas perdagangan vaksin, termasuk peningkatan produksi dan distribusi vaksin yang merata.

Pasalnya, kondisi pandemi Covid-19 kian berkepanjangan dan kebutuhan akan akses terhadap vaksin serta produk terkait akan semakin meningkat.

Baca Juga:Cakupan Vaksin Covid-19 di Sumut Sudah Mencapai 28,40% 

“Untuk itu, diperlukan vaksin bagi semua orang, standar vaksin yang baik, termasuk pengembangan solusi digital untuk lisensi perjalanan, serta pelonggaran kewajiban pendaftaran lisensi HKI (hak kekayaan intelektual) yang dapat mendukung ekonomi berkembang untuk memproduksi vaksin secara mandiri dalam rangka memenuhi kebutuhannya, sehingga semakin banyak nyawa terselamatkan,” papar Lutfi dalam pertemuan APEC Business Advisory Council (ABAC) dan APEC Ministers Responsible for Trade Meeting (APEC MRT) 2021 yang berlangsung 4-5 Juni 2021.

Selain rendahnya produksi vaksin global, kesenjangan distribusi vaksin juga dipengaruhi adanya kendala dalam isu hak kekayaan intelektual (HKI). APEC sebagai forum ekonomi terkemuka di kawasan Asia Pasifik, memegang peran strategis dalam mendukung diskusi proposal Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS) Waiver yang sedang bergulir di forum WTO.

Baca Juga:Wanita Tertua di Dunia Berumur 124 Tahun Divaksinasi Covid-19

Pertemuan Menteri Perdagangan APEC mengangkat tiga prioritas pembahasan, yaitu peran kebijakan perdagangan dalam mengatasi dampak Covid-19, dukungan APEC terhadap sistem perdagangan multilateral, serta dialog dengan sektor bisnis terkait upaya percepatan pemulihan ekonomi.

Mengenai sistem perdagangan multilateral, menurutnya penting untuk terus mendukung sistem perdagangan multilateral yang berlandaskan pada peraturan dan kesepakatan.

“Untuk itu, Indonesia mendukung upaya akselerasi reformasi WTO dalam rangka persiapan Konferensi Tingkat Tinggi/ Ministerial Conference (MC) ke-12 mendatang,” ujar Lutfi.

Baca Juga:Vaksin Sinovac Boleh Untuk Anak Usia 3-17 Tahun

Pada dialog dengan sektor bisnis, para Menteri Perdagangan dan perwakilan sektor bisnis dari anggota APEC berbagi pandangan pentingnya pemulihan perekonomian melalui fasilitas perdagangan untuk barang dan jasa terkait vaksin dan produk pendukung, pentingnya konektivitas secara digital dan dukungan terhadap sektor bisnis, terlebih usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), penguatan integrasi ekonomi secara regional, serta ketahanan rantai pasok dan pemulihan bagi kawasan Asia-Pasific.

“Tantangan dari pandemi Covid-19 masih akan terus berlangsung, sehingga dibutuhkan kebijakan perdagangan yang lebih bersifat fasilitatif dan pentingnya menghindari implementasi kebijakan yang menghambat arus perdagangan, serta stabilitas rantai pasok,” jelas Lutfi.(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles