Banjir Bandang di Bima Tewaskan 2 Orang
Dua jembatan di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, putus usai banjir bandang menerjang wilayah itu Minggu sore (2/2/25). (f:ist/mistar)
Bima, MISTAR.ID
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa banjir bandang yang melanda Kecamatan Wera dan Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (2/2/25) mengakibatkan dua korban jiwa dan enam orang masih dinyatakan hilang.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa tim SAR gabungan masih melakukan pencarian korban yang hilang hingga Senin (3/2/25).
"Fokus tim gabungan saat ini pada pencarian dan penyelamatan korban. Hingga siang, tim masih melakukan penyisiran di pesisir pantai untuk menemukan korban hilang," kata Abdul dalam keterangannya.
Banjir bandang ini dipicu oleh hujan deras di hulu pegunungan Pulau Sangeang, yang membawa material kayu dan batu hingga menghantam rumah warga di lereng pegunungan.
Berdasarkan laporan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Bima, dampak sementara yang tercatat antara lain:
- 7 rumah panggung hanyut tersapu banjir.
- 3 jembatan putus, yakni Jembatan Tololai (Desa Mawu), Jembatan Ujung Kalate (Desa Nipa), dan Jembatan Talapiti (Desa Talapiti).
- Satu ruas jalan hampir putus di Desa Nanga Wera.
- 40 hektar lahan pertanian rusak dan tanaman padi warga terbawa banjir.
- Areal persawahan tertutup sedimen, sehingga berisiko gagal panen.
Selain banjir bandang, angin kencang juga melanda Desa Pandai (Kecamatan Woha) dan Desa Mandala (Kecamatan Wera) sehari sebelumnya. Akibatnya, 5 KK atau 15 jiwa terdampak, serta beberapa rumah mengalami kerusakan berat dan sedang.
Status Tanggap Darurat Diperpanjang
Bupati Bima telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: 188.45/56/07.4 Tahun 2025 tentang perpanjangan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi di wilayah Kabupaten Bima hingga 3 Februari 2025. (cnn/hm25)