20.6 C
New York
Monday, August 19, 2024

YPAC Medan Buka SLB untuk Anak Tunadaksa dan Tunagrahita

Medan, MISTAR.ID

Sekolah Luar Biasa (SLB) di Indonesia berperan penting dalam menyediakan pendidikan inklusif bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan membuka dua SLB yakni tipe C (tunagrahita) dan D (tuna daksa).

Yayasan ini memiliki jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga jenjang Layanan Khusus (LK).

Kepala SLB D YPAC Medan, Sri Budi Ati, saat ditemui mistar.id di Kantornya Jalan Adinegoro, Gaharu Kecamatan Medan Timur, mengatakan jumlah siswa YPAC saat ini sebanyak 108 orang.

Baca juga: Siswa SLB YPAC Medan Meriahkan HUT ke-79 RI dengan Tari Kolosal

“Kalau siswa SLB D itu sekitar 28 orang, karena anak tunadaksa itu lebih sedikit. Lebih banyak anak tunagrahita dan autis. Kita ada kelas autis juga,” katanya kepada Mistar.id, Senin (19/8/24).

Tenaga pendidik di YPAC Medan, sebutnya berjumlah 52 orang yang terbagi menjadi guru, terapis dan pekarya.

Alumni Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) Yogyakarta ini menyampaikan, bahwa tenaga pengajar di YPAC Medan ini notabenenya adalah lulusan pendidikan.

“Untuk mempererat dan juga saling berbagi ilmu antar guru, kita adakan pembimbingan dan evaluasi rutin dan berkesinambungan setiap hari Sabtu sepulang anak-anak sekolah,” tuturnya.

Sri juga mengaku tak hanya abk dengan satu jenis kebutuhan khusus saja yang mendaftar, ternyata yang berkebutuhan ganda pun beberapa kali datang untuk mendaftar.

Baca juga:SLB untuk Murid Kebutuhan Khusus, Orang Tua: Kalau Bisa Lebih Diperhatikan

Namun, lanjutnya, pihak sekolah tidak serta merta langsung menerima begitu saja. Dikatakan Sri, ada beberapa asesmen yang harus dilewati. Pertama adalah tes IQ (di sekolah YPAC), kemudian asesmen kelas untuk mengetahui kelas yang akan dimasuki anak.

“Kalau untuk autis beda lagi, tetap kita arahkan tes IQ, kemudian harus asesmen terapi (di sekolah YPAC), lalu asesmen kelas. Dari 3 tes itu kita lihat dia sering tantrum misalnya, kemudian hiperaktif, sosialisasi juga kontak matanya masih sangat-sangat minim. Maka kita arahkan untuk terapi selama 3 bulan dan terapis harus wajib memberikan hasil evaluasi,” jelasnya.

“Jika terlihat ada perkembangan, baru bisa dimasukkan ke kelas namanya kelas transisi. Jadi tahapannya ada, nggak serta-merta kita terima,” sambungnya lagi.

SLB YPAC juga menerapkan tema khusus per harinya, seperti Senin Cantik Terampil. Di mana pada hari ini anak-anak akan dilatih memproduksi batik, tata kecantikan, dan lainnya.

Baca juga:SLB TPI Medan Mendidik 4 Program Siswa Berkebutuhan Khusus

“Kalau Selasa itu, Selasa Kuliner. Itu gawenya tata boga, itulah anak LK buat bazar kecil untuk kita warga sekolah di jam istirahat pertama, kadang-kadang kita keluarkan mobil kancil di lapangan. Ya tidak selalu masak, tapi kerjasama sama dengan orang tua murid,” ucapnya.

Sementara Rabu, dengan tema Rabu Projek P5 apakah komunikasi, keterampilan membuat manik-manik gelang, atau saat pelajaran IPA belajar menanam.

Selanjutnya, Kamis Bugar, di mana semua warga sekolah akan senam sebelum memasuki ruangan kelas. Dilanjut Jumat dengan tema Religi, di mana anak-anak akan dikumpulkan per masing-masing agama untuk belajar dan bernyanyi bersama.

Terakhir, Sabtu ditutup dengan Sabtu pramuka untuk melatih kemandirian para siswa. Tema harian ini, kata Sri, telah berlangsung selama dua tahun belakangan ini. (susan/hm17)

Related Articles

Latest Articles