19.8 C
New York
Monday, August 26, 2024

Program Guru Penggerak, Transformasi Pendidikan Disenangi Siswa

Medan, MISTAR.ID

Program Guru Penggerak dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) diharapkan mampu mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid, berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas, serta menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai moral dan etika.

Afri Amelia (38), guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas  Negeri (SMAN)  2 Medan adalah salah seorang guru penggerak angkatan  V.

Sebagai guru penggerak, Afri  memperhatikan setiap respon dari siswa maupun teman sejawatnya. Ia mengaku mendapat respon positif saat membuat program literasi di sekolah yang disebut Jumat Literasi (Julit).

“Siswa sangat senang berpartisipasi dalam kegiatan Julit itu. Kegiatannya berupa penampilan literasi dan bakat seperti menari, pidato, menyanyi, drama, silat dan masih banyak lagi,” katanya lewat keterangan tertulis, Senin (26/8/24).

Baca juga:Tugas dan Tanggung Jawab Guru Penggerak, Ciptakan Kolaborasi dengan Siswa

Rekan-rekan sejawatnya di SMAN 2 juga, lanjut Afri, sangat senang dengan adanya pendampingan dalam mengaktifkan akun belajar dan setiap pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi guru,” katanya melalui aplikasi pesan tertulis kepada Mistar.id,

Ia melihat bahwa peran guru penggerak dalam transformasi pendidikan di Indonesia sangat bermanfaat.

“Banyak praktik baik yang sudah dilakukan Guru Penggerak dan mereka membagi hal itu kepada semua orang melalui akun PMM (Platform Merdeka Mengajar),” sambung Afri.

Praktik baik ini berdampak pada semua orang, sehingga berdampak kepada murid.

“Dengan begitu, hidup menjadi berkah karena paradigma pendidikan sudah berubah,” tulisnya lagi.

Baca juga:Pemkab Palas Harapkan Guru Penggerak Jadi Agen Perubahan Dunia Pendidikan

Tak hanya memberi dampak bagi orang lain, ibu tiga anak ini mengaku turut merasakan dampak dari program guru penggerak itu sendiri.

“Semakin cintanya saya kepada anak kandung saya dan siswa-siswa saya. Saya jadi tahu bahwa mereka adalah manusia seperti saya yang memiliki keunikan, minat dan bakat masing-masing,” akunya.

Banyaknya kisah perjalanan dan masalah hidup yang didengar dari muridnya, menjadi salah satu motivasi Afri untuk terus memberi perhatian dan semangat bagi muridnya.

“Terkadang saya berfikir memang banyak dari siswa itu yang kurang perhatian keluarganya. Ada murid yang tertidur, saat ditanya ternyata dia menjaga adiknya karena ibunya baru melahirkan. Ada juga yang saat malam siswa itu harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ternyata banyak masalah hidup yang mereka hadapi,” sebutnya.

“Jadi saya harus memberi mereka semangat agar hidup menjadi lebih baik. Tidak lupa saya mengajak mereka untuk selalu mengutamakan kewajiban dan memperbanyak amal sunnah. Kewajiban mereka sebagai pelajar adalah belajar dan sebagai makhluk Tuhan harus beribadah. Karena salah satu cara hidup sukses adalah mengenal dirinya sendiri dan mengenal siapa Tuhannya,” sambungnya lagi.

Baca juga:Alasan Kemendikbud Buat Program Guru Penggerak

Afri berharap, melalui program guru penggerak, agar semakin banyak manusia yang memiliki budi pekerti yang luhur dan selalu mengutamakan Tuhannya.

“Karena banyak manusia cerdas intelektual tapi tidak cerdas spiritual. Cerdas spiritual itulah yang mencerminkan kenalnya dia dengan Tuhannya,” bebernya.

Ia juga berharap agar jadwal pembelajaran maupun pelatihan harus mengalokasi waktu ibadah sesuai dengan agama masing-masing.

“Seperti dalam agama Islam, jadwal istirahat sekolah dibuat saat jam sholat. Dengan mengutamakan Tuhan, maka yakinlah Tuhan akan mengutamakan kita sebagai makhluknya. Maka hidup pun bahagia dunia akhirat,” tutupnya. (susan/hm17)

Related Articles

Latest Articles