Toba, MISTAR.ID
Prasasti sejarah Perang Dunia II di tepi Sungai Toba Asahan, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba harus dirubuhkan sehingga rata dengan tanah.
Itu dilakukan untuk pembangunan jembatan baru, sementara bukti sejarah tersebut menjadi hilang menunggu saatnya dibangun kembali.
Prasasti yang dibangun dan diresmikan oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) di tanggal 16 November 1997 sebagai peringatan sejarah telah terjadi pertempuran sengit memperebutkan jembatan, sebagai satu-satunya akses vital penghubung jalan darat pengantar logistik.
Baca juga:Bupati Taput Groundbreaking Pembangunan Jalan Hotmix dan Tandatangani Prasasti 2 Jembatan
Saat peristiwa itu, banyak yang menjadi korban. Baik dari pihak pasukan Belanda, Jepang, dan juga masyarakat setempat. Bahkan Jembatan Sungai Toba Asahan menjadi makan dari pasukan kedua belah pihak yang gugur akibat perang terjadi.
Warga setempat, Aldi Sirait sangat berharap setelah pembangunan jembatan baru, prasasti tersebut dibangun kembali untuk bukti sejarah kepada generasi berikutnya, bahwa Kota Porsea pernah menjadi daerah vital yang diperebutkan serdadu kedua negara.
Menurutnya, jangan sampai prasasti yang sudah diratakan dengan tanah tidak dibangun kembali. Karena saat berdirinya prasasti itu masih banyak yang tidak mengetahui peristiwa sejarah tersebut, apalagi tidak dibuat prasastinya.
Baca juga:Tujuh Prasasti Jembatan Diteken Nikson Nababan di Akhir Jabatan Bupati Taput
“Kepada Pemkab Toba, khususnya Dispar Provinsi Sumut, pembangunan prasasti baru lokasinya di tempat strategis yang dapat dengan mudah dilihat pengendara dan masyarakat, sehingga bisa dijadikan spot wisata baru jika memungkinkan,” harap Aldi, pada Jumat (19/7/24).
Menurut Perencana dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Sumut, bahwa sesuai arahan prasasti yang dirubuhkan akan dibangun kembali, dan kemungkinan tempatnya akan dipindahkan ke seberang sungai. (nimrot/hm16)
