Saat ini, menurutnya, kasus dugaan pelanggaran HAM dari oknum TNI perlu perhatian lebih.
“Telah terjadi penyerangan TNI Yon Armed 2/KS terhadap warga Desa Selamat, Kecamatan Sibirubiru, Sumatera Utara,” sambungnya.
Kasus ini, lanjut Ady, perlu harus mendapatkan atensi lebih dari pemerintah maupun aparat penegak hukum.
“Mengingat penyerangan tersebut telah mengakibatkan hilangnya nyawa serta luka berat terhadap warga yang diduga juga merupakan korban salah sasaran oleh prajurit TNI Yon Armed 2/KS,” jelas Ady.
Baca juga :Â Pemko Pematang Siantar Raih Penghargaan Kota Peduli HAM 2022
Dikatakannya, hari HAM sedunia bukanlah untuk dirayakan.
“Hari HAM ini bukanlah sebuah perayaan melainkan peringatan sekaligus refleksi terhadap setiap orang agar mengetahui, mendalami, dan merebut kembali hak-haknya,” tegasnya.
Generasi muda saat ini, lanjutnya, harus turut bersimpati atas pelanggaran HAM yang terjadi di sekitarnya. Dalam waktu dekat ini, Ady menyampaikan KontraS Sumut akan melakukan diskusi publik tentang kebebasan berekspresi bersama mahasiswa di Universitas Batuta serta konsolidasi bersama masyarakat sipil lainnya untuk memperingati hari HAM sedunia. (devi/hm18)