Medan, MISTAR.ID
Sebelumnya para pedagang ini berjualan di Jalan Pegadaian Kota Medan, kemudian dipindahkan di Lapangan Merdeka sejak tahun 2017 hingga 2021.
Masrul (52), salah seorang pedagang buku yang ditemui Mistar di kawasan relokasi mengaku kecewa dengan tindakan relokasi terhadap mereka.
“Asli melarat kami akibat relokasi ini. Gimana buku kami mau laku, kalau kami jualan di pinggir rel, ditambah lagi akses jalan ditutup, apalagi jalan satu arah ini,” ucapnya.
Menurut Masrul, kios-kios mereka nyaris tak lagi didatangi calon pembeli.
“Enggak ada lagi artinya kalau jualan di sini. Alhamdulillah terbantu melalui penjualan online, hinga para driver aplikasi online berdatangan untuk mengambil pesanan buku,” katanya.
Ia mengakui, bahwa berjualan di lokasi tersebut mereka memang mendapat fasilitas tempat tanpa biaya dari Pemerintah Kota Medan.
“Tapi tetap saja kami melarat karena masyarakat tidak tahu secara jelas keberadaan kami,” ujarnya.
Masrul dan rekan-rekannya sesama pedagang buku berharap, pihak Pemko maupun DPRD serta dinas terkait bisa memberikan SK yang jelas terkait kesejahteraan mereka.
“Kami sangat menanti kepastian dan tindakan, kami juga butuh perhatian serius,” tuturnya. (ari/hm17)