Kecintaannya terhadap bunga bukanlah hal yang baru, tetapi menurun dari sang ayah.
“Ayah saya juga hobi menanam bunga, jadi memang sudah keturunan,” kenang Umi.
Bagi Umi, menjalankan usaha bunga bukan sekadar bisnis, melainkan terapi yang menyehatkan jiwa dan raga.
“Rasanya kalau tidak jual bunga ini, saya kurang sehat. Di sini saya bisa sehat dengan menghirup oksigen dari tumbuhan, lebih fresh kalau sudah di taman bunga,” tambahnya.
Baca juga :Â Kala Pedagang Bunga Raup Keuntungan Jelang Perayaan Paskah
Sebelum menemukan ketenangan dalam berjualan bunga, Umi pernah mencoba berbagai jenis usaha, mulai dari kedai sampah hingga kreditur barang. Namun, usaha-usaha tersebut justru membawa banyak tekanan karena masalah piutang yang tidak dibayar.
“Saya selalu berdoa untuk dapat jalani usaha yang bisa bikin tenang pikiran, mungkin inilah jawabannya, menjual bunga,” sambungnya dengan mata berbinar.
Tanah tempat Umi menjalankan usahanya merupakan lahan milik Pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Ia mendapat izin khusus untuk menggarapnya menjadi taman bunga.
“Dulunya tempat ini pernah digarap masyarakat, tapi sempat dijadikan tempat pembuangan sampah liar. Pemerintah mengimbau bahwa tanah ini boleh digarap untuk menjual bunga hias supaya lebih indah,” jelas Umi.
