20.4 C
New York
Friday, July 19, 2024

Mengenal Sekolah Broadcasting Audio Visual Pertama di Sumut

Medan, MISTAR.ID

SMK Broadcasting Bina Creative (BBC) di Jalan Bhayangkara, Kelurahan Indra Kasih, Kecamatan Medan Tembung, merupakan salah satu sekolah vokasi swasta pertama di Sumatera Utara yang mendidik siswa tentang penyiaran audio visual.

Sekolah yang berdiri sejak tahun 2015 ini memiliki 4 program studi, yaitu Televisi Broadcasting, Produksi Film, Desain Komunikasi Visual (DKV) dan Animasi Broadcasting.

Syuaib Ambarita, Guru SMK BBC Bagian Kesiswaan mengatakan, sejak angkatan pertama lulusan sekolah ini, banyak alumninya yang memilih langsung bekerja, ataupun membuka usaha sendiri.

“Ada juga yang fokus kuliah dan juga tidak sedikit yang buat lapangan pekerjaan sendiri. Mereka buat studio foto, ataupun mereka juga buat seperti event organizer,” katanya saat ditemui Mistar.id di SMK BBC, Jumat (19/7/24).

Baca juga: BKPSDM Simalungun: PPPK Guru yang Pindah Sekolah Setelah Dilantik Dianggap Mundur

“Sekarang kan sudah gampang mempromosikan, mensosialisasikan dari media sosial, orang sudah gampang mengetahui karya-karya nya,” lanjut Syuaib.

Sekolah ini, menurut Syuaib, juga melengkapi fasilitas dalam mendukung setiap aktivitas siswa seperti, kamera, laboratorium komputer, lighting, dan lain sebagainya.

“Untuk produksi film, mau dia buat film pendek, dokumenter, dan lainnya, alatnya itu dari sekolah semua. Sudah lengkap disediakan, mulai dari sound dan lain-lain,” jelasnya.

Penerimaan siswa tahun ajaran 2024/2025 dikatakan Syuaib, tidak sebanyak tahun lalu. Tahun ini SMK BBC hanya membuka dua kelas saja, yakni kelas film dan animasi dengan total murid baru sebanyak 60 orang. Sedangkan tahun sebelumnya, jumlah murid baru berkisar 100 orang.

Baca juga:Realita Pelajar Simalungun Naik di Atas Kap Mobil saat Berangkat ke Sekolah

Berkurangnya penerimaan ini, menurut Syuaib, dominan akibat faktor kurangnya pemahaman orang tua terhadap dunia penyiaran atau broadcasting.

“Kita kan tau sekolah yang jurusan tentang film TV animasi ini masih jarang kan di Kota Medan. Dan banyak orang tua yang masih belum paham tentang dunia seperti ini. Kalau bisa, anaknya kerja di kantor, gitu,” jelasnya.

Kurangnya soal pemahaman itu, lanjut Syuaib, membuat pihaknya menghadapi kendala dalam penerimaan siswa baru.

“Jadi kita memang masih sulit sebenarnya mempromosikan tentang jurusan kita ini sama orang tua,” bebernya.

Lebih lanjut dikatakannya, banyak pelajar SMP justru lebih senang dengan jurusan-jurusan ini.

Baca juga: Lima Sekolah PBB di Gaza Terkena Serangan Bom Israel

“Kalau untuk anak-anak SMP, memang mereka suka. Mau jadi youtuber, selebgram. Mau jadi gamers, pembuatan game, mau buat animator, nah ini jurusan yang mereka inginkan sebenarnya, tapi kembali lagi kan, anak SMP ini pendaftarannya kan izin sama orang tua. Orang tua tak mengizinkan, akhirnya gak jadi,” ungkapnya.

Untuk tenaga pengajar, sambung Syuaid, banyak yang berlatar belakang sebagai pemilik Production House (PH) sendiri.

“Kalau guru produktif itu khususnya praktisi. Contohnya guru produksi film, yang mengajar tentang kameramen, editing video, editing film. Bahkan tidak sedikit mereka yang memang punya PH sendiri,” jelas Syuaib.

“Seperti guru-guru kita dari Sinema Manuproject, Arshaka Film. Mereka yang sudah ada PH-nya lah ngajar di sini. Kalau yang lainnya kan kita ada pelajaran umum, jadi juga ada guru-guru mata pelajaran umum juga,” tutupnya. (susan/hm17)

Related Articles

Latest Articles